Sabtu, 01 November 2008
Pramuka dan Pelestarian Lingkungan Hidup
SEJAK awal didirikan, gerakan kepanduan sangat fokus terhadap pengembangan kehidupan generasi muda, khususnya pembentukan watak dan kepribadian (character building).
Dari awal berdiri pula, gerakan kepanduan memanfaatkan alam sebagai learning centre. Berkegiatan di alam bebas pulalah yang membuat remaja dan anak-anak di Inggris kala itu sangat antusias mengikuti kegiatan ini. Antusiasme itu muncul setelah mereka membaca buku Aids to Scouting dan Scouting for Boys karangan Baden-Powell, yang berisikan kegiatan menarik dan cara hidup alam terbuka.
Dalam kepanduan, sebagian besar bentuk penyampaian unsur pembinaan bagi anggotanya dikemas dengan bentuk permainan mendidik yang dilakukan di alam terbuka. Dengan demikian, hubungan gerakan kepanduan dengan alam sangat dekat tidak dapat dipisahkan.
Sikap peduli terhadap lingkungan merupakan kewajiban setiap anggota kepanduan. Sebagai wujud nyata kepedulian terhadap lingkungan di seluruh dunia, organisasi gerakan kepanduan sedunia, WOSM (World Organization of the Scout Movement) telah menjadi mitra terdepan UNEP (United Nations Environment Programme) dalam menjalankan program "Clean Up the World".
Program gagasan Ian Kiernan dari Australia ini awalnya merupakan untuk program lokal di Australia. Sementara UNEP meluncurkannya pada tahun 1993 dengan menjaring anggota siapa pun, baik perseorangan maupun organisasi di seluruh dunia yang peduli terhadap lingkungan. Tahun 2007, anggota kepanduan di berbagai negara ikut terlibat dalam menjaga kelestarian lingkungan dalam rangka mendukung program ini. Di Aljazair, hampir 100 anggota kepanduan selama dua hari membersihkan lingkungan kota dan lebih dari 350 kantong sampah dikumpulkan. Kegiatan serupa berlangsung di Turki, Filipina, dan belahan dunia lainnya.
Dalam gerakan kepanduan di Indonesia (Pramuka), sikap peduli terhadap sesama maupun lingkungan telah jelas tertuang dalam salah satu poin yang terdapat dalam Prinsip Dasar Kepramukaan dan Kode Kehormatan Pramuka (Trisatya dan Dasadarma).
Sebagai bentuk kepedulian terhadap kondisi masyarakat dan lingkungan sekitar, Kwartir Nasional Gerakan Pramuka juga membentuk Satgas Pramuka Peduli. Telah banyak aksi yang dilakukan oleh satuan tugas ini dalam upaya melestarikan lingkungan maupun lainnya. Pada tahun 2006, misalnya, dalam aksi Pramuka Peduli Tingkat Nasional yang dipusatkan di Depok, anggota Pramuka dikerahkan dalam berbagai bentuk kegiatan sosial, seperti penyuluhan pengolahan sampah, kerja bakti, pelayanan kesehatan, dll. Sementara pada tahun 2007, dalam rangka Hari Pramuka ke-46 di Kepulauan Seribu, lebih dari 200 anggota Pramuka dan warga sekitar dilibatkan dalam aksi peduli pantai, dengan menanam pohon mangrove dan pohon pelindung di pesisir pantai Kepulauan Seribu dan sekitar perumahan penduduk. Selain itu, mereka juga membersihkan sampah dan memberi pelatihan kepada masyarakat cara mengelola sampah yang benar.
Aksi kepedulian seperti ini sangat dibutuhkan di tengah kondisi banyak masyarakat yang apatis terhadap lingkungan. Salut, untuk anggota kepanduan di seluruh dunia dan Pramuka di Indonesia yang telah ikut terlibat secara konsisten menjaga kelestarian lingkungan. (H. Dimayanti, pencinta Gerakan Pramuka)***
sumber: pikiran rakyat (25/04/2008)
foto: http://kiddley.com
Olave Baden-Powell, ”Ibu Kepanduan Dunia”
Lebih dari seabad lalu, tepatnya 1 Agustus 1907, eksperimen Lord Baden-Powell bersama 20 orang anak muda berkemah di Kepulauan Brownsea Inggris, menjadi tonggak sejarah cikal bakal gerakan kepanduan.
PERKEMAHAN yang diisi berbagai kegiatan di alam terbuka sangat menarik kaum muda saat itu.
Beruntunglah Baden-Powell saat awal-awal berdiri dan mengembangkan gerakan kepanduan mendapatkan sokongan penuh dari orang-orang terdekatnya. Sebut saja adik perempuannya, Agnes Smyth Baden-Powell, yang sangat berjasa mengembangkan gerakan kepanduan putri (Girl Guides). Lewat kerja keras Agnes dalam mengembangkan gerakan kepanduan putri, sampai April 1910 saja, sudah 6.000 remaja putri di Inggris yang tercatat menjadi anggota Girl Guides.
Selain Agnes, orang yang dengan setia mengembangkan gerakan kepanduan ke seluruh dunia adalah Olave Baden-Powell atau lebih dikenal dengan sebutan Lady Baden-Powell yang tak lain adalah istri Lord Baden-Powell.
Olave terlahir dengan nama Olave St. Clair Soames, 22 Februari 1889, di Chesterfield, Derbyshire, Inggris. Olave pertama kali bertemu dengan Robert Baden-Powell, Januari 1908 di atas kapal penumpang Arcadia dalam perjalanan ke New York saat Baden-Powell memulai lawatan kepanduan dunia. Walau pertautan usia yang cukup jauh (Olave 23 tahun, Baden-Powell 55 tahun) setelah beberapa tahun menjalani hubungan, mereka akhirnya menikah 30 Oktober 1912. Pernikahan ini sempat menjadi sensasi internasional. Maklum, saat itu Baden-Powell merupakan tokoh yang sangat populer dan menjadi anutan. Hal itu juga menimbulkan kegelisahan di kalangan 100.000 anggota kepanduan putra. Mereka berspekulasi pernikahan ini akan membuat Robert Baden-Powell berhenti menjadi pemimpin pandu dunia yang akhirnya menghambat perkembangan gerakan kepanduan.
Namun, spekulasi tersebut tak terbukti. Olave yang dinikahi Baden-Powell ternyata sangat mendukung suaminya mengembangkan gerakan kepanduan. Bahkan Olave turut berkecimpung langsung sehingga gerakan kepanduan tumbuh pesat menjadi kegiatan yang digemari kaum muda di seluruh dunia. Visinya terhadap organisasi ini membuat gerakan kepanduan putri berkembang menjadi organisasi khusus putri dan wanita terbesar sepanjang sejarah. Karena hal itu pula, kalangan kepanduan sepakat menyebutnya "Mother of Millions".
Olave mulai tertarik dan berkiprah di dunia kepanduan pada tahun 1914 atau 2 tahun setelah menikah dengan Baden-Powell. Pada tahun 1917 Olave dipercaya menggantikan posisi Agnes Baden-Powell sebagai Presiden Kepanduan Putri Inggris. Pada tahun 1918, Olave mendapatkan penghargaan gold Silver Fish, penghargaan tertinggi kepanduan putri Inggris dan hanya baru 2 kali diberikan (yang kedua adalah Betty Clay pada tahun 1995). Kemudian, pada tahun 1930, Olave diangkat menjadi pemimpin kepanduan putri dunia.
Sepanjang hayatnya, ia telah melakukan perjalanan lebih dari setengah juta mil, mengerahkan segala kemampuannya demi kemajuan gerakan kepanduan. Mungkin dialah salah seorang wanita yang paling sering melakukan perjalanan di dunia ini. Bayangkan saja, kurang lebih 111 negara telah ia kunjungi. Saat menginjak usia 80 tahun pun (1969), ia masih aktif berkunjung ke berbagai negara. Namun, perjuangan gigihnya ini harus berakhir setelah pada tahun 1970 karena dokter mendiagnosisnya menderita diabetes akut dan harus mengakhiri petualangannya. Olave tutup usia 25 Juni 1977 di Bramley Surrey Inggris pada usia 88 tahun atau 36 tahun setelah meninggalnya Robert Baden-Powell (8 Januari 1941) di Nyeri, Kenya.***
Penulis, pencinta Gerakan Pramuka.
sumber: pikiran rakyat (28/03/2008)
Kepanduan pada Awalnya Hanya untuk Putra
Lembaran panjang keberadaan gerakan kepanduan tak terlepas berkat jasa sang founding father Robert Baden Powell. Eksperimennya bersama 20 orang anak muda dari latar belakang sosial yang berbeda berkemah di Kepulauan Brownsea Inggris, seabad lalu, menjadi cikal bakal lahirnya gerakan kepanduan.
Perkemahan yang diisi kegiatan seperti masak-memasak, menyelidik, mempelajari binatang, merintis, melakukan permainan, mengembara, latihan mempertajam pancaindra, api unggun, dan bercerita menjadi daya tarik luar biasa bagi kaum muda lainnya untuk bergabung. Hasilnya, luar biasa! Dalam waktu singkat gerakan kepanduan ini bisa diterima dan menyebar ke seluruh dunia.
Namun, perlu dicatat, saat memulai gerakan ini, Baden Powell hanya fokus terhadap anak laki-laki untuk ambil bagian dalam kegiatan. Karena memang, saat itu kepanduan berisi kegiatan yang dirasa lebih cocok untuk dilakukan kaum laki-laki. Lalu, kapan kepanduan untuk kaum perempuan mulai ada dan berkembang?
Sebenarnya, sejak pertama, gerakan kepanduan didirikan, para remaja putri menunjukkan minat yang besar untuk bergabung. Namun, saat itu banyak tanggapan miring dan kritikan pedas jika gerakan kepanduan diikuti pula oleh kaum perempuan. Di zaman seorang remaja putri selalu mengenakan rok panjang semata kaki dan tak pernah berlari, ide mengikutsertakan mereka dalam kegiatan perkemahan, hiking, dan aktivitas outdoor lainnya dianggap sesuatu yang konyol, bodoh, dan melanggar norma sosial saat itu.
Akan tetapi, hal tersebut tidak menyurutkan minat remaja putri saat itu untuk bergabung dengan gerakan kepanduan. Dalam pertemuan pertama anggota kepanduan di Crystal Palace, London, Inggris, tahun 1909, sekelompok remaja putri hadir. Mereka merepresentasikan ratusan remaja putri lainnya dan bersikeras untuk menjadi bagian dari kepanduan dengan menamakan diri Girl Scouts.
Gayung bersambut, Baden Powell mengakomodasi keinginan tersebut. Namun, setelah menimbang beberapa hal, Baden-Powell mengganti nama Girl Scouts menjadi Girl Guides. Pemilihan nama tersebut mengacu kepada para pemandu, penunjuk jalan (guides) di India. Saat bertugas di India, Baden Powell sangat terkesan dengan kinerja para guide di perbatasan barat laut India yang selalu menjalankan tugasnya dengan baik, sekalipun menjalani ekspedisi yang sangat berbahaya. Selain itu, walaupun sedang tidak menjalani ekspedisi, para guide ini secara rutin aktif berlatih olah pikir dan menjaga kesehatan tubuhnya.
Kepanduan putri (Girl Guides) resmi berdiri tahun 1910, di bawah pengawasan Agnes Smyth Baden-Powell, yang tak lain saudara perempuan Baden Powell. Sampai dengan April 1910 saja, sudah terdaftar 6.000 remaja putri di Inggris menjadi anggota Girl Guides.
Sebelumnya, pada tahun 1909, Agnes bersama Robert Baden Powell juga telah menyusun dan menerbitkan Pamphlet A: Baden-Powell Girl Guides, a Suggestion for Character Training for Girls dan Pamphlet B: Baden-Powell Girl Guides, a Suggestion for Character Training for Girls. Terbitan ini merupakan pendahuluan untuk buku pegangan (handbook) pandu putri.
Akhirnya pada tahun 1912, kolaborasi mereka berdua menghasilkan handbook pertama bagi pandu putri bertitel The Handbook for the Girl Guides or How Girls Can Help to Build Up the Empire. Selama kepemimpinan Agnes Baden Powell, kepanduan putri berkembang cukup baik. Dalam menjalankan tugasnya mengembangkan kepanduan putri, Agnes dibantu Olave St. Clair Soames atau Olave Baden Powell. Olave merupakan istri Baden Powell yang dinikahi pada 30 Oktober 1912. Agnes memutuskan mengundurkan diri dari jabatan presiden kepanduan putri Inggris pada tahun 1917 dan menyerahkan tongkat kepemimpinan kepada Olave Baden Powell. Walaupun begitu, Agnes tetap menjabat menjadi wakil presiden kepanduan putri sampai tutup usia, 2 Juni 1945 dalam usia 86 tahun.
Setelah beberapa lama memimpin gerakan kepanduan putri di Inggris, Olave Baden Powell diangkat menjadi pemimpin kepanduan putri dunia pada tahun 1930. Olave terkenal gigih dalam mengembangkan gerakan kepanduan putri ke seluruh dunia. (H. Dimayanti, berbagai sumber)***
sumber: pikiran rakyat (02/11/2007)
foto: sumber www.scout.org
Gerakan Pramuka dan Perdamaian Dunia
Imagine no possessions
I wonder if you can
No need for greed or hunger
A brotherhood of man
Imagine all the people
Sharing all the world.
KHAYALAN tingkat tinggi John Lennon yang dituangkannya lewat syair lagu "Imagine" seakan mendeskripsikan betapa sulitnya merengkuh perdamaian di muka bumi ini. Peperangan, penindasan, kejahatan, dan bentuk kekerasan lainnya seolah sudah akrab menghiasi setiap sisi kehidupan manusia di berbagai belahan dunia ini.
Tak salah jika Robert Baden-Powell menggagas penyelenggaraan Jambore Pandu Sedunia untuk pertama kali pada tahun 1920 atas dasar ingin mempromosikan perdamaian internasional.
World Organization of the Scout Movement (WOSM) memberi perhatian lebih terhadap masalah ini. Tahun 2007 lalu, menyambut 100 tahun gerakan kepanduan, WOSM secara khusus meluncurkan program Gifts for Peace (Persembahan untuk Perdamaian). Projek bagi gerakan kepanduan nasional di seluruh dunia untuk selalu berkontribusi menggelorakan perdamaian. Gifts for Peace merupakan sebuah edukasi, pemahaman, toleransi, dan sikap saling menghormati yang dilakukan anggota kepanduan yang mengikuti projek ini terhadap anak-anak muda yang ada di sekitarnya dengan maksud menciptakan suasana hidup yang aman dan tenteram.
Program ini merupakan gagasan Raja Abdullah dari Arab Saudi pada 2001. Saat itu, ketika masih menjadi pangeran, ia mengajak seluruh pandu di dunia untuk selalu menjadi "pembawa misi perdamaian". Dalam pelaksanaannya, anggota kepanduan di seluruh dunia diharapkan ikut berperan aktif dalam berbagai kegiatan seperti penatalaksanaan suatu konflik tanpa kekerasan yang menyangkut resolusi konflik, pemecahan masalah, negosiasi, dan mediasi. Selain itu, juga ikut menangani masalah seperti dalam kasus rasisme, bullying, dan gender. Atau, ikut serta dalam upaya meningkatkan solidaritas seperti terhadap pengungsi, orang-orang tidak beruntung, maupun anak jalanan.
Seperti dimuat dalam www.scout.org, berbagai aktivitas telah dilaksanakan di berbagai negara. Pandu di Afrika bahu-membahu memberikan penyuluhan kepada warga, terutama anak mudanya untuk sadar akan bahaya HIV-AIDS. Di Mesir, anggota pandu ikut aktif dalam pemecahan masalah tenaga kerja di bawah umur. Pandu di Selandia Baru berperan aktif dalam penanganan kasus bunuh diri yang banyak dilakukan oleh kaum muda di sana. Pandu di Brasil membantu menangani permasalahan kekerasan yang sering terjadi di rumah dan jalanan. Sementara itu di Namibia, anggota kepanduan di sana ikut memerangi kekerasan dan perlakuan buruk terhadap perempuan dan anak-anak. Organisasi kepanduan Asia Pasifik pada tahun 2007 juga menggelar APR Rover Peace Baton, berupa estafet tongkat perdamaian ke negara-negara di Asia Pasifik. Setiap negara yang dilalui oleh tongkat perdamaian kepala negaranya wajib menuliskan pesan-pesan perdamaian.
Gerakan Pramuka di Indonesia mendukung penuh pelaksanaan program Gifts for Peace. Untuk tingkat nasional, dalam rangka berpartisipasi dalam program ini, Kwarnas mengadakan perkemahan selama 2 hari (86-8 Juli 2007) di Bumi Perkemahan Cibubur Jakarta. Yang menjadi pesertanya selain anggota Pramuka juga anak-anak jalanan yang ada di sekitar wilayah Jakarta. Dalam acara tersebut, anak-anak jalanan yang menjadi peserta diberi pelatihan dan pembekalan supaya mereka memiliki kehidupan yang lebih baik, seperti berwirausaha dan lain-lain. Kini, kurang lebih 10 juta anggota pandu di 110 negara telah ikut berpartisipasi menyukseskan program Gifts for Peace. (H. Dimayanti, pencinta Gerakan Pramuka)***www.scout.org
SEJUMLAH anak-anak anggota gerakan pramuka di Afrika melakukan kampanye perdamaian yang merupakan salah satu program ”Gifts for Peace” (Persembahan untuk Perdamaian).*
sumber: pikiran rakyat (23/05/2008)
foto:sumber worldnet.scout.org
Mengenal Berbagai Macam Kemah Pramuka
LATIHAN dan pendidikan yang diberikan kepada pramuka berbeda untuk setiap tingkatan anggotanya. Anggota muda (siaga, penggalang, penegak, dan pandega) mempunyai berbagai pertemuan atau kegiatan masing-masing dengan istilah kegiatan masing-masing pula.
Seperti dikutip situs resmi Pramuka Indonesia, pramuka.or.id, golongan siaga sebagai anggota paling muda mempunyai ajang pertemuan dan latihan yang disebut pesta siaga. Dalam kegiatan gabungan antaranggota pramuka siaga ini diisi dengan permainan bersama antara lain mencari jejak, bermain puzzle, permainan kim, dan sebagainya. Ada pula pameran siaga yang bertujuan memamerkan hasil karya anggota siaga dan pasar siaga (bazar) yaitu simulasi kegiatan jual beli seperti di pasar. Sering pula diadakan darmawisata, pentas seni budaya, karnaval, dan perkemahan sehari (persari).
Untuk golongan penggalang dikenal istilah jambore, pertemuan pramuka penggalang dalam bentuk perkemahan besar yang diselenggarakan oleh kwartir gerakan pramuka, seperti jambore ranting (tingkat kecamatan), jambore cabang tingkat kota/kabupaten), jambore daerah (tingkat provinsi), jambore nasional (tingkat nasional).
Juga dikenal kegiatan lomba tingkat (LT), berupa lomba kegiatan kepramukaan. Lomba tingkat dilaksanakan secara berjenjang dimulai dari tingkat gugus depan (LT I), ranting (LT II), cabang (LT III), daerah (LT IV), dan nasional (LT V). Selain itu, dalam golongan penggalang dikenal juga gladian pimpinan regu (dianpinru), yang bertujuan memberikan pengetahuan dan pengalaman di bidang manajerial dan kepemimpinan bagi pemimpin regu utama (pratama), pemimpin regu (pinru), dan wakil pemimpin regu (wapinru).
Penggalang juga mengenal kegiatan penjelajahan (wide game), biasanya diisi dengan mencari jejak (orienteering) menggunakan tanda-tanda jejak, membuat peta, mencatat berbagai situasi, dan dibagi dalam pos-pos. Dari pos ke pos, setiap anggota atau kelompok biasanya diuji keterampilan kepramukaan seperti morse, semafor, sandi, tali-temali, dan sebagainya. Secara reguler, untuk mengevaluasi hasil latihan di gugus depan, biasanya golongan penggalang melakukan perkemahan dalam bentuk persami (perkemahan Sabtu Minggu), perjusami (perkemahan Jumat Sabtu Minggu), perkemahan liburan, dan sejenisnya.
Sementara itu, bagi golongan penegak dan pandega, dikenal istilah raimuna yang merupakan pertemuan dalam bentuk perkemahan besar yang diselenggarakan oleh kwartir Gerakan Pramuka, seperti raimuna ranting, raimuna cabang, raimuna daerah, raimuna nasional. Sedangkan gladian pimpinan satuan (dianpinsat) dikhususkan bagi pemimpin sangga utama, pemimpin sangga, dan wakil pemimpin sangga dan pengurus dewan ambalan/racana, yang bertujuan memberikan pengetahuan di bidang manajerial dan kepemimpinan.
Bentuk perkemahan pramuka penegak dan pandega pun bermacam-macam disesuaikan dengan tujuan yang diemban. Seperti Perkemahan Wirakarya (PW), yang diadakan dalam rangka mengadakan integrasi dengan masyarakat dan ikut serta dalam kegiatan pembangunan masyarakat. Sedangkan Perkemahan Bakti (Perti), diadakan dalam rangka mengaplikasikan pengetahuan dan pengalaman selama mengadakan pembinaan, baik di gugus depan maupun di satuan karya pramuka (saka) dalam bentuk bakti kepada masyarakat.
Ada juga yang disebut Perkemahan Antar (Peran) Saka, yang diikuti anggota satuan karya pramuka (saka), berbentuk perkemahan besar, yang diselenggarakan kwartir gerakan pramuka. Selain itu, untuk menguji sekaligus mengaplikasian pengetahuan tentang ilmu medan, peta, kompas, dan survival, golongan penegak dan pandega biasanya mengadakan pengembaraan dalam bentuk penjelajahan.
Pramuka pun tak mau ketinggalan dalam memanfaatkan teknologi yang sudah berkembang pesat, seperti internet. Maka, diselenggarakanlah Jamboree On The Air (JOTA) dan Jambore On The Internet (JOTI), yang merupakan pertemuan semua golongan pramuka melalui udara, bekerja sama dengan Organisasi Radio Amatir Republik Indonesia (ORARI) dan pertemuan Pramuka melalui internet. (Yudi Noor, pencinta Pramuka tinggal di Bandung)***
sumber: pikiran rakyat (20/10/2006)
foto: sumber www.cardmine.co.uk
Mengenal Bapak Pramuka Sri Sultan Hamengku Buwono IX
EKSISTENSI Gerakan Pramuka di Indonesia tidak terlepas dari perjuangan panjang orang-orang yang terlibat di dalamnya. Salah seorang pelopor dan Bapak Pramuka Indonesia adalah Sri Sultan Hamengku Buwono IX.
Sri Sultan Hamengku Buwono IX (HB IX) merupakan salah seorang yang ditunjuk Presiden Republik Indonesia saat itu, Soekarno menjadi Panitia Pembantu Pelaksana Pembentukan Gerakan Pramuka berdasarkan Keputusan Presiden RI No. 112 Tahun 1961 tanggal 5 April 1961.
Presiden saat itu mengungkapkan, merujuk Ketetapan MPRS Nomor II/MPRS/1960, tanggal 3 Desember 1960 tentang Rencana Pembangunan Nasional Semesta Berencana, kepanduan yang ada harus diperbarui, metode dan aktivitas pendidikannya harus diganti. Seluruh organisasi kepanduan yang ada harus dilebur menjadi satu yang disebut Pramuka.
Setelah itu, masih pada bulan yang sama, Sultan HB IX juga terlibat dalam kepanitiaan pembentukan Gerakan Pramuka bersama Prof. Prijono, Dr. A. Azis Saleh, Achmadi, dan Muljadi Djojo Martono (Menteri Sosial). Panitia ini mengolah Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, sebagai Lampiran Keputusan Presiden RI Nomor 238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961 tentang Gerakan Pramuka.
Ketika itu, selain terpilih menjadi Wakil Ketua I Majelis Pimpinan Nasional (Mapinas), Sultan HB IX juga terpilih menjadi Ketua Kwartir Nasional pertama Gerakan Pramuka. Selama kepemimpinannya, Gerakan Pramuka berkembang dengan pesat. Ide-ide brilian tidak semata ia dedikasikan untuk Gerakan Pramuka, tetapi untuk pengembangan gerakan kepanduan di dunia.
Sebagai contoh, dalam konferensi kepanduan sedunia ke-23 di Tokyo 1971, ia menyampaikan idenya dalam pidato yang berjudul "Scouts Action for Community Development". Gagasannya mengenai paradigma pembinaan dan pengembangan kepanduan yang sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat bagi negara berkembang mendapat sambutan hangat dari seluruh peserta. Kalangan kepanduan dunia pun menilainya sebagai the new trends in scouting.
Terobosan lain yang dilakukan Sultan HB IX ialah dengan mendirikan Himpunan Pandu dan Pramuka Wreda (Hipprada). Hipprada merupakan tempat berhimpun anggota senior Pramuka dengan tujuan terus memupuk dan menumbuhkembangkan semangat dan jiwa kepanduan sepanjang masa.
Wajar, World Organization of Scout Movement (WOSM) menganugerahkan Bronze Wolf Award kepada Sultan HB IX atas dedikasinya yang luar biasa bagi pengembangan gerakan kepanduan pada tahun 1973. Bronze Wolf Award merupakan satu-satunya penghargaan tertinggi dalam gerakan kepanduan dunia, dan hanya orang-orang tertentu yang berhak mendapatkannya.
Sri Sultan HB IX lahir di Ngampilan Ngasem, Yogyakarta, Sabtu 12 April 1912. Dalam ensiklopedi tokoh Indonesia, www.tokohindonesia.com, disebutkan, meskipun anak seorang raja, Sultan HB IX sejak usia 4 tahun justru sudah hidup terpisah dari keluarganya di keraton. Beliau dititipkan kepada keluarga Mulder, orang Belanda yang tinggal di Gondokusuman untuk mendapat pendidikan yang penuh disiplin dan gaya hidup yang sederhana.
Sultan HB IX kuliah di Rijkuniversiteit Leiden, Belanda mengambil jurusan Indologi (ilmu tentang Indonesia) kemudian ekonomi. Mendapatkan pendidikan ala Barat sejak usia 4 tahun (taman kanak-kanak sampai kuliah) membuat Sri Sultan HB IX memiliki wawasan yang luas. Hal itu pun tak lantas membuat luntur paham kebangsaannya. Sebaliknya, wawasan kebangsaannya tetap kuat seperti tergambar dalam isi pidato penobatannya sebagai Sri Sultan HB IX.
Ada dua hal penting yang menunjukkan sikap tersebut. Pertama, kalimat yang berbunyi, "Walaupun saya telah mengenyam pendidikan Barat yang sebenarnya, namun pertama-tama saya adalah dan tetap adalah orang Jawa." Kedua, ucapannya yang berisi janji perjuangan, "Izinkanlah saya mengakhiri pidato saya ini dengan berjanji, semoga saya dapat bekerja untuk memenuhi kepentingan nusa dan bangsa, sebatas pengetahuan dan kemampuan yang ada pada saya."(Yudi Noor/berbagai sumber)***
sumber: pikiran rakyat (04/05/2007)
foto: www.tokohindonesia.com
Meneladani Mashudi Dalam Gerakan Pramuka
CONTOHLAH apa yang telah dilakukan Kak Mashudi untuk Pramuka yang dicintainya, bahkan untuk bangsa dan negara tercinta, kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat meresmikan pembukaan Jambore Nasional VIII di Desa Kiarapayung Jatinangor, 16 Juli 2006. Ungkapan SBY menyiratkan betapa luar biasa karya Letjen TNI (Purn.) Dr. (HC) Mashudi sehingga keteladanannya patut dicontoh, terutama oleh generasi muda Indonesia. Bahkan, dalam sambutan berikutnya, Presiden SBY saat mengatakan, sebeluhttp://seueurkahoyong.blogspot.com/m wafat, Mashudi sering menyampaikan pandangan-pandangannya yang jernih dan konstruktif yang semuanya ia abadikan untuk kepentingan bangsa dan negara, bukan untuk kepentingan pribadi.
Tepat kiranya nama besarnya diabadikan menjadi nama bumi perkemahan di Kiarapayung Jatinangor sebagai bentuk penghargaan atas dedikasi dan perjuangannya dalam mengembangkan Gerakan Pramuka di tanah air. Melalui tangan dinginnya, gerakan Pramuka dibawa menuju masa keemasan. Gerakan Pramuka berkembang pesat dan diterima luas oleh generasi muda di tanah air. Bahkan, Gerakan Pramuka menjadi organisasi kepanduan terbesar di dunia.
Kesahajaan, kedisiplinan, dan kemauan bekerja keras tergambar jelas dalam dirinya. Terbentuknya karakter tersebut tak terlepas berkat didikan orang tua ditambah kegemarannya menggeluti dunia kepanduan sejak kecil.
Seperti terangkum dalam buku autobiografi yang ditulisnya, Mashudi, Memandu Sepanjang Masa, Mashudi lahir di Cibatu Garut, 11 September 1920. Pendidikan formal yang pernah dijalaninya adalah HIS dan MULO Pasundan Tasikmalaya, AMS B Yogyakarta, dan THS (sekarang ITB) Bandung. Orang tuanya yang wiraswasta merupakan sosok pekerja keras dan selalu menanamkan kemandirian kepada anak-anaknya.
Hal ini juga yang memengaruhi Mashudi kecil untuk tidak bermanja-manja menghadapi kehidupan. Diceritakan, saat kecil, Mashudi sering membantu ayahnya bekerja di toko bahan bangunan dan mengantar susu sapi kepada langganan. Bahkan, untuk keperluan dana guna menyalurkan hobi olah raga dan kepanduan, Mashudi sering berusaha mandiri dengan membuat kerajinan kap lampu dan tas dari tripleks, yang ia titipkan kepada ibunya untuk dijual. Mashudi terjun ke dunia kepanduan saat usia masih belia, 11 tahun dengan ikut bergabung menjadi anggota Kepanduan Bangsa Indonesia (KBI).
Kecintaan terhadap gerakan Pramuka tak pernah sirna dalam sisi kehidupannya. Mashudi aktif dalam jabatan struktural Gerakan Pramuka sejak menjabat Gubernur Jawa Barat (1960-1970), sebagai Ketua Majelis Pembimbing Pramuka Jawa Barat. Kemudian tahun 1974, ia dipercaya menjadi Ketua Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Jawa Barat. Pada tahun yang sama, Mashudi ditunjuk menjadi Wakil Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka. Setelah itu sempat menjabat menjadi Pjs. Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka menggantikan Sarbini (1974-1978). Dalam penyelenggaraan Munas Gerakan Pramuka di Bukit Tinggi, Sumatra Barat, tahun 1978, Mashudi terpilih secara aklamasi menjadi Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka. Jabatan yang diembannya cukup lama hingga tahun 1993 dan merupakan kepercayaan yang luar biasa kepadanya.
Perjuangan tak kenal lelah dan dedikasi tinggi terhadap perkembangan Gerakan Pramuka membuat World Organization of Scout Movement (WOSM) menganugerahkan lencana Bronze Wolf Award yang merupakan penghargaan tertinggi dalam dunia kepanduan dalam acara World Scout Conference ke-30 di Munich, Jerman 15-19 Juli 1985.
Mashudi juga pernah menjabat sebagai Gubernur Jawa Barat (1960-1970), Wakil Ketua MPRS (1966-1972), anggota DPA (1978-1983), dan anggota MPR (1992-1997). Selain Bronze Wolf Award, penghargaan lain yang didapat Mashudi antara lain, Lencana Tunas Kencana, Bintang Mahaputra, dan doktor honoris causa dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).
Selain pramuka dan kariernya di militer, Mashudi juga pernah aktif dalam seabrek kegiatan organisasi lainnya seperti Ketua Yayasan Universitas Siliwangi Tasikmalaya, Ketua Yayasan Universitas Pakuan Bogor, Ketua Perkumpulan Filateli Indonesia, dan Dewan Penyantun Universitas Pendidikan Indonesia.
Letjen TNI (Purn.) Dr. (HC) Mashudi meninggal dunia Rabu 22 Juni 2005 pukul 11.00 WIB di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta setelah sebelumnya sempat dirawat di Rumah Sakit PMI Bogor karena serangan jantung. (Yudi Noor/berbagai sumber)***
sumber: pikiran rakyat (18/05/2007)
foto: sumber www.tokohindonesia.com
Layang-layang, Dibutuhkan Saat Perang
"Bermain berlari
Bermain layang-layang
Berlari kubawa ke tanah lapang
Hatiku riang dan senang"
Sobat Percil pasti sudah hafal betul dengan potongan lagu di atas. Yup! lagu yang menggambarkan betapa menyenangkannya bermain layang-layang. Mungkin sejak zaman eyang kita sampe sekarang, menerbangkan layang-layang merupakan salah satu permainan favorit yang banyak penggemarnya. Wah! beneran nih eyang kita dulu main layang-layang juga? Kayaknya sih iya, soalnya layang-layang telah ada sejak ribuan tahun lalu walaupun mungkin bentuk dan kegunaannya tidak seperti layang-layang yang seperti sobat mainkan sekarang.
Ada banyak cerita seru lho mengenai layang-layang. Cikal bakal layang-layang diyakini dimulai dari negeri tirai bambu, Cina. Legenda di Cina menyebutkan, cikal bakal layang-layang diilhami saat seorang petani mengikatkan benang pada topinya agar topi tersebut tidak terbawa terbang saat angin bertiup kencang.
Masih cerita dari Cina, sekitar tahun 200 Sebelum Masehi, layang-layang awalnya digunakan sebagai kebutuhan untuk perang. Nah lho! Kok bisa? Yup, kisahnya seperti ini, saat terjadi peperangan, Jenderal Han Shin dari Dinasti Han menerbangkan layang-layang di atas benteng kota lawan untuk mengukur seberapa jauh pasukannya menggali terowongan. Terowongan tersebut dibuat untuk jalan masuk pasukannya menyerang kota lawan sehingga musuh tak menyadari mereka diserang.
Setelah Cina, layang-layang kemudian menyebar ke Korea. Di Korea juga sama, layang-layang dilibatkan saat terjadi peperangan. Ceritanya, pada tahun 600 Sesudah Masehi, saat pemerintahan Dinasti Silla, Jenderal Gim Yu-sin dan pasukannya diperintahkan untuk melawan pemberontak. Namun, saat itu pasukannya tidak mau melanjutkan perjuangan karena mereka melihat bintang jatuh dari langit yang dipercaya merupakan pertanda buruk. Untuk memulihkan kepercayaan pasukannya, Jenderal Gim Yu-sin menerbangkan layang-layang yang dicanteli bola api. Pasukannya yang melihat nyala api terbang ke angkasa mengira bintang yang jatuh telah kembali ke langit. Mereka pun melanjutkan perjuangannya melawan musuh.
Sementara itu, di Jepang layang-layang diperkenalkan oleh para biksu Buddha abad ke-7 Masehi. Mereka menggunakannya dalam upacara keagamaan untuk mengusir roh jahat sehingga masyarakat memperoleh hasil panen yang melimpah. Setelah itu, layang-layang pun terus menyebar ke negara-negara Asia dan Eropa.
Seiring perkembangan zaman, pada abad ke-18 dan 19, layang-layang pun digunakan untuk kepentingan penelitian. Pada 1752, Benjamin Franklin melakukan penelitian dengan menerbangkan layang-layang untuk mengetahui apakah benar kilat yang menyambar mengandung energi listrik. Sementara pada tahun 1900-an, Wright Bersaudara menggunakan cara kerja layang-layang sebagai model cikal bakal pembuatan pesawat terbang.
Tapi tunggu dulu, layang-layang bisa berubah menjadi pembawa malapetaka jika sobat Percil sembarangan memainkannya.Selain kerugian materi, tak jarang sering mengakibatkan jatuh korban. Pokoknya jangan mainin atau mengejar layang-layang di dekat jalan yang ramai kendaraan. Bisa-bisa benangnya mengenai pengendara motor atau tertabrak kendaraan yang lewat. Ihh... amit-amit!! Benang layang-layang juga bisa mengganggu penerbangan lho jika masuk ke dalam baling-baling pesawat.
Layang-layang yang menyangkut di tiang listrik juga membawa bencana. Jika benang layang-layang yang terbuat dari campuran kawat bergesekan dengan kawat listrik, bisa mengakibatkan korsleting. Listrik pun tidak akan mengalir ke rumah sobat Percil semua alias padam. Yang lebih parah, sobat Percil bisa juga kesetrum lho. Ngeri dech!
Makanya, mulai sekarang bermain layang-layangnya yang aman-aman saja, di tempat terbuka yang lapang. (Hetty D./dari berbagai sumber)
sumber: pikiran rakyat (11/08/2008)
Bermain layang-layang
Berlari kubawa ke tanah lapang
Hatiku riang dan senang"
Sobat Percil pasti sudah hafal betul dengan potongan lagu di atas. Yup! lagu yang menggambarkan betapa menyenangkannya bermain layang-layang. Mungkin sejak zaman eyang kita sampe sekarang, menerbangkan layang-layang merupakan salah satu permainan favorit yang banyak penggemarnya. Wah! beneran nih eyang kita dulu main layang-layang juga? Kayaknya sih iya, soalnya layang-layang telah ada sejak ribuan tahun lalu walaupun mungkin bentuk dan kegunaannya tidak seperti layang-layang yang seperti sobat mainkan sekarang.
Ada banyak cerita seru lho mengenai layang-layang. Cikal bakal layang-layang diyakini dimulai dari negeri tirai bambu, Cina. Legenda di Cina menyebutkan, cikal bakal layang-layang diilhami saat seorang petani mengikatkan benang pada topinya agar topi tersebut tidak terbawa terbang saat angin bertiup kencang.
Masih cerita dari Cina, sekitar tahun 200 Sebelum Masehi, layang-layang awalnya digunakan sebagai kebutuhan untuk perang. Nah lho! Kok bisa? Yup, kisahnya seperti ini, saat terjadi peperangan, Jenderal Han Shin dari Dinasti Han menerbangkan layang-layang di atas benteng kota lawan untuk mengukur seberapa jauh pasukannya menggali terowongan. Terowongan tersebut dibuat untuk jalan masuk pasukannya menyerang kota lawan sehingga musuh tak menyadari mereka diserang.
Setelah Cina, layang-layang kemudian menyebar ke Korea. Di Korea juga sama, layang-layang dilibatkan saat terjadi peperangan. Ceritanya, pada tahun 600 Sesudah Masehi, saat pemerintahan Dinasti Silla, Jenderal Gim Yu-sin dan pasukannya diperintahkan untuk melawan pemberontak. Namun, saat itu pasukannya tidak mau melanjutkan perjuangan karena mereka melihat bintang jatuh dari langit yang dipercaya merupakan pertanda buruk. Untuk memulihkan kepercayaan pasukannya, Jenderal Gim Yu-sin menerbangkan layang-layang yang dicanteli bola api. Pasukannya yang melihat nyala api terbang ke angkasa mengira bintang yang jatuh telah kembali ke langit. Mereka pun melanjutkan perjuangannya melawan musuh.
Sementara itu, di Jepang layang-layang diperkenalkan oleh para biksu Buddha abad ke-7 Masehi. Mereka menggunakannya dalam upacara keagamaan untuk mengusir roh jahat sehingga masyarakat memperoleh hasil panen yang melimpah. Setelah itu, layang-layang pun terus menyebar ke negara-negara Asia dan Eropa.
Seiring perkembangan zaman, pada abad ke-18 dan 19, layang-layang pun digunakan untuk kepentingan penelitian. Pada 1752, Benjamin Franklin melakukan penelitian dengan menerbangkan layang-layang untuk mengetahui apakah benar kilat yang menyambar mengandung energi listrik. Sementara pada tahun 1900-an, Wright Bersaudara menggunakan cara kerja layang-layang sebagai model cikal bakal pembuatan pesawat terbang.
Tapi tunggu dulu, layang-layang bisa berubah menjadi pembawa malapetaka jika sobat Percil sembarangan memainkannya.Selain kerugian materi, tak jarang sering mengakibatkan jatuh korban. Pokoknya jangan mainin atau mengejar layang-layang di dekat jalan yang ramai kendaraan. Bisa-bisa benangnya mengenai pengendara motor atau tertabrak kendaraan yang lewat. Ihh... amit-amit!! Benang layang-layang juga bisa mengganggu penerbangan lho jika masuk ke dalam baling-baling pesawat.
Layang-layang yang menyangkut di tiang listrik juga membawa bencana. Jika benang layang-layang yang terbuat dari campuran kawat bergesekan dengan kawat listrik, bisa mengakibatkan korsleting. Listrik pun tidak akan mengalir ke rumah sobat Percil semua alias padam. Yang lebih parah, sobat Percil bisa juga kesetrum lho. Ngeri dech!
Makanya, mulai sekarang bermain layang-layangnya yang aman-aman saja, di tempat terbuka yang lapang. (Hetty D./dari berbagai sumber)
sumber: pikiran rakyat (11/08/2008)
Merevitalisasi Pramuka dengan Membina Siaga
REVITALISASI gerakan Pramuka yang dicanangkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono seyogianya menjadi cambuk bagi semua pihak yang terlibat langsung dalam pembinaan Pramuka untuk segera berbenah. Pembinaan yang berkesinambungan sangat diperlukan untuk menggairahkan kembali Pramuka sebagai wadah generasi muda Indonesia menyalurkan dan mengembangkan bakat sekaligus menbentuk kepribadian yang dapat dipertanggungjawabkan.
Pembinaan yang sangat penting dan mendasar dilakukan terhadap anggota Pramuka tingkat Siaga (7-10 tahun). Pramuka Siaga merupakan titik awal seorang anak mengenal dunia Pramuka. Sesuai dengan penamaan, arti Pramuka Siaga dikiaskan dengan masa perjuangan bangsa Indonesia, ketika rakyat Indonesia menyiagakan diri untuk mencapai kemerdekaan dengan ditandai berdirinya Boedi Oetomo tahun 1908 sebagai "tonggak awal" perjuangan bangsa Indonesia.
Pramuka Siaga mempunyai dua kode kehormatan, yaitu Dwi Satya (janji Pramuka Siaga), dan Dwi Darma (ketentuan moral Pramuka Siaga). Dua kode kehormatan yang disebutkan di atas adalah standar moral bagi seorang Pramuka Siaga dalam bertingkah laku di masyarakat. Siaga mempunyai tiga tingkatan, yaitu, tingkat mula, bantu, dan tata. Dalam Pramuka Siaga, terdapat satuan terkecil yang disebut Barung dan satuan-satuan dari beberapa Barung yang disebut Perindukan. Biasanya Barung beranggotakan 5-10 orang dipimpin pemimpin Barung yang dipilih oleh anggota Barung. Masing-masing pemimpin Barung memilih satu orang dari mereka yang akan menjadi pemimpin Barung utama yang disebut Sulung. Perindukan terdiri atas beberapa Barung yang akan dipimpin Sulung.
Salah satu kendala yang dihadapi para pembina sekarang ialah dalam hal perekrutan. Dengan anggota yang berusia antara usia 7-10 tahun (usia anak SD), memang saat ini sulit bagi para pembina Pramuka untuk "membujuk" mereka ikut gerakan Pramuka. Gerakan Pramuka dianggap kuno (ketinggalan zaman) dan tersisihkan oleh organisasi lain yang lebih menantang. Arus globalisasi secara tidak langsung ikut berimbas terhadap kelesuan gerakan Pramuka. Teknologi yang dengan cepat berkembang turut membuai generasi muda. Tak heran, anak usia Siaga lebih enjoy duduk berlama-lama saat liburan sekolah bermain Playstation daripada melakukan kegiatan outdoor seperti Pramuka.
Padahal, sesuai dengan fungsinya, Pramuka sebenarnya merupakan organisasi yang berisi kegiatan menarik bagi anak atau pemuda. Kegiatan menarik ini berisi kegiatan yang menyenangkan dan mengandung pendidikan. Bentuk permainan pun mempunyai tujuan dan aturan. Jadi, bukan sekadar main-main, yang hanya bersifat hiburan, tanpa aturan dan tujuan, dan tidak bernilai pendidikan.
Seperti dilansir www.scout.or.id, dan diambil dari 284 Permainan Siaga oleh Gilcraft terbitan Kedai Pramuka Kwartir Nasional, begitu banyak permainan dalam Pramuka Siaga yang bentuknya sangat menarik dan mengandung nilai-nilai pendidikan. Seperti perlombaan berkebun, yaitu membuat hiasan dan bunga-bunga dalam pot yang diberi tanah.
Atau, permainan kota-kota tersembunyi, yaitu bentuk permainan di mana setiap peserta disuruh mencari benda-benda yang huruf pertamanya kalau disusun dengan tepat, akan berarti suatu nama kota yang telah ditentukan, seperti mengumpulkan (B)uku, (O)dol, (G)undu, (O)ncom, (R)umput yang berarti Kota Bogor. Masih banyak permainan lain yang cukup mendidik dan rasanya tidak ketinggalan zaman, seperti permainan merebut benteng, Zib melawan serigala, sembunyilah, tumbuh-tumbuhan sakti, masuk ke dalam rimba, dan lainnya yang cukup menantang untuk dimainkan anak usia Siaga.
Peran pembina pun sangat menentukan. Kepandaian seorang pembina dalam meracik kemasan permainan dengan menyelipkan variasi yang menarik dapat pula menjadi pendorong anak-anak mengikuti kegiatan ini. Dan, yang terpenting dorongan orang tua untuk "mengikhlaskan" putra putri mereka terjun langsung dalam kegiatan Pramuka sehingga anak-anak mereka tidak hanya tahu Pramuka dari seragam yang biasa mereka kenakan setiap hari Sabtu. (Hetty Dimayanti/berbagai sumber)***
sumber: pikiran rakyat (31/08/2007)
Pembinaan yang sangat penting dan mendasar dilakukan terhadap anggota Pramuka tingkat Siaga (7-10 tahun). Pramuka Siaga merupakan titik awal seorang anak mengenal dunia Pramuka. Sesuai dengan penamaan, arti Pramuka Siaga dikiaskan dengan masa perjuangan bangsa Indonesia, ketika rakyat Indonesia menyiagakan diri untuk mencapai kemerdekaan dengan ditandai berdirinya Boedi Oetomo tahun 1908 sebagai "tonggak awal" perjuangan bangsa Indonesia.
Pramuka Siaga mempunyai dua kode kehormatan, yaitu Dwi Satya (janji Pramuka Siaga), dan Dwi Darma (ketentuan moral Pramuka Siaga). Dua kode kehormatan yang disebutkan di atas adalah standar moral bagi seorang Pramuka Siaga dalam bertingkah laku di masyarakat. Siaga mempunyai tiga tingkatan, yaitu, tingkat mula, bantu, dan tata. Dalam Pramuka Siaga, terdapat satuan terkecil yang disebut Barung dan satuan-satuan dari beberapa Barung yang disebut Perindukan. Biasanya Barung beranggotakan 5-10 orang dipimpin pemimpin Barung yang dipilih oleh anggota Barung. Masing-masing pemimpin Barung memilih satu orang dari mereka yang akan menjadi pemimpin Barung utama yang disebut Sulung. Perindukan terdiri atas beberapa Barung yang akan dipimpin Sulung.
Salah satu kendala yang dihadapi para pembina sekarang ialah dalam hal perekrutan. Dengan anggota yang berusia antara usia 7-10 tahun (usia anak SD), memang saat ini sulit bagi para pembina Pramuka untuk "membujuk" mereka ikut gerakan Pramuka. Gerakan Pramuka dianggap kuno (ketinggalan zaman) dan tersisihkan oleh organisasi lain yang lebih menantang. Arus globalisasi secara tidak langsung ikut berimbas terhadap kelesuan gerakan Pramuka. Teknologi yang dengan cepat berkembang turut membuai generasi muda. Tak heran, anak usia Siaga lebih enjoy duduk berlama-lama saat liburan sekolah bermain Playstation daripada melakukan kegiatan outdoor seperti Pramuka.
Padahal, sesuai dengan fungsinya, Pramuka sebenarnya merupakan organisasi yang berisi kegiatan menarik bagi anak atau pemuda. Kegiatan menarik ini berisi kegiatan yang menyenangkan dan mengandung pendidikan. Bentuk permainan pun mempunyai tujuan dan aturan. Jadi, bukan sekadar main-main, yang hanya bersifat hiburan, tanpa aturan dan tujuan, dan tidak bernilai pendidikan.
Seperti dilansir www.scout.or.id, dan diambil dari 284 Permainan Siaga oleh Gilcraft terbitan Kedai Pramuka Kwartir Nasional, begitu banyak permainan dalam Pramuka Siaga yang bentuknya sangat menarik dan mengandung nilai-nilai pendidikan. Seperti perlombaan berkebun, yaitu membuat hiasan dan bunga-bunga dalam pot yang diberi tanah.
Atau, permainan kota-kota tersembunyi, yaitu bentuk permainan di mana setiap peserta disuruh mencari benda-benda yang huruf pertamanya kalau disusun dengan tepat, akan berarti suatu nama kota yang telah ditentukan, seperti mengumpulkan (B)uku, (O)dol, (G)undu, (O)ncom, (R)umput yang berarti Kota Bogor. Masih banyak permainan lain yang cukup mendidik dan rasanya tidak ketinggalan zaman, seperti permainan merebut benteng, Zib melawan serigala, sembunyilah, tumbuh-tumbuhan sakti, masuk ke dalam rimba, dan lainnya yang cukup menantang untuk dimainkan anak usia Siaga.
Peran pembina pun sangat menentukan. Kepandaian seorang pembina dalam meracik kemasan permainan dengan menyelipkan variasi yang menarik dapat pula menjadi pendorong anak-anak mengikuti kegiatan ini. Dan, yang terpenting dorongan orang tua untuk "mengikhlaskan" putra putri mereka terjun langsung dalam kegiatan Pramuka sehingga anak-anak mereka tidak hanya tahu Pramuka dari seragam yang biasa mereka kenakan setiap hari Sabtu. (Hetty Dimayanti/berbagai sumber)***
sumber: pikiran rakyat (31/08/2007)
Menyikat Gigi Pakai Ranting Pohon
Sebagian sobat Percil pasti pernah merasakan sakit gigi. Wualah...wualah... sakitnya minta ampuuuun. Cenut... cenut... rasanya tak terperikan. Sampai jungkir balik tak keruan menahan sakitnya. Badan gak enak, makan gak enak, pokoknya semuanya deh jadi gak ueeenak. Yang pasti, sobat jadi bete dan sensi alias pengennya uring-uringan terus kaleee. Semua itu karena giginya kurang dirawat.
Oh ya, kata dokter, kalo mau gigi kita terawat, biasakan menggosok gigi dua kali sehari, sesudah makan dan sebelum tidur. Tapi, itu minimalnya lho. Apalagi sobat punya sikat gigi kesayangan, so pasti harus rajin dong menggosok giginya. Selain rajin, juga harus benar lho cara menggosoknya supaya gigi kita tetap cling... bersinar seperti mentari.
Oh ya sobat, beruntung ya kita sekarang mengenal sikat gigi, jadi bisa dengan mudah membersihkan gigi kita. Nggak kebayang kan orang-orang dulu yang jauh hidup sebelum kita, bersihin giginya pakai apa ya...? Wah, banyak cerita seru nih bagaimana orang zaman dulu merawat giginya sampai ditemukannya sikat gigi yang seperti sekarang biasa dipakai.
Dalam literasi Cina disebutkan, konon pada tahun 1600 sebelum Masehi, masyarakat Cina saat itu telah biasa menggunakan ranting pohon untuk membersihkan giginya. Saat itu, bangsa Cina juga memelopori pembuatan sikat pembersih gigi pertama yang terbuat dari bulu-bulu keras binatang, seperti bulu babi.
Sebelumnya, pada 3500 sebelum Masehi, bangsa Babylonia, Yunani dan Romawi kuno juga diceritakan telah mempunyai kebiasaan mengunyah semacam ranting untuk membersihkan giginya. Sedangkan umat Muslim pada zaman Rasullulah telah menggunakan siwak yang terbuat dari ranting dan akar pohon untuk merawat gigi.
Orang Indonesia dulu pun mempunyai kebiasaan unik dalam membersihkan giginya, di antaranya dengan menggunakan bata merah yang ditumbuk sampai halus lalu digosok-gosokkan ke gigi. Ada juga yang membersihkan giginya memakai sabut kelapa. Coba deh tanya kakek sama nenek, pasti tahu. Tapi sobat, don't try this at home yah... Itu kan zaman dulu, sekarang sih mending pake sikat gigi aja deh pake odol, lebih higienis.
Orang yang berjasa membuat sikat gigi modern ialah William Addis dari Clerkenwald Inggris. Kreasi tersebut berawal saat ia menjadi narapidana. Pada tahun 1770, saat di dalam penjara ia merasa perlu memperbaiki kebiasaan membersihkan giginya dengan menggunakan sisa pembakaran (abu) dan garam yang digosokkan ke gigi menggunakan kain lap. Ia pun mulai bereksperimen menggunakan tulang-tulang sisa makanan. Ia melubangi salah satu ujung tulang tersebut dan mengisinya dengan bulu-bulu sikat yang dipintanya dari sipir penjara. Setelah itu bulu-bulu tersebut diikat dengan kuat kemudian direkatkannya dengan lem supaya menyatu dengan tulang, dan jadilah sikat gigi. Setelah itu pada tahun 1780, ia memasarkan hasil ciptaannya ini secara massal.
Pada tahun 1850, H.N. Wadsworth membuat hak paten atas sikat gigi di Amerika Serikat. Namun baru pada tahun 1885, perusahaan-perusahaan di Amerika Serikat memproduksi secara besar-besaran sikat gigi, di antaranya oleh The Florence Manufacturing Company of Massachusetts.
Seiring perkembangan waktu, sikat gigi pun mengalami banyak perubahan. Karena dianggap kurang higienis, sering terlepas dari gagangnya, dan tidak cepat kering. Bulu-bulu pada sikat gigi yang tadinya terbuat dari bulu-bulu binatang mulai diganti dengan serat sintetis yaitu nilon. Perusahaan yang memelopori penggunaan nilon untuk sikat gigi ialah DuPont pada tahun 1938. Tahun-tahun selanjutnya seiring dengan kemajuan zaman, sikat gigi mengalami perubahan yang signifikan, baik bentuk maupun variasinya.
Pada tahun 1939, sikat gigi elektrik pertama dibuat di Skotlandia. Namun baru dipasarkan secara terbuka di Amerika Serikat oleh perusahaan Squibb dengan nama Broxodent pada tahun 1960. Pada tahun 1987, sikat gigi rotary (berputar) yang menggunakan mesin diperkenalkan dengan nama Interplak. Sikat gigi ini dinilai lebih efektif daripada sikat gigi biasa karena sanggup membersihkan plak dan mencegah gusi berdarah.
Nah, sekarang terserah Sobat Percil deh mau pilih yang mana. Tapi yang paling penting, apa pun bentuk sikat giginya, sobat Percil harus rajin merawat gigi dengan menggosoknya secara teratur dan tak berlebihan memakan makanan yang bisa membuat gigi rusak. Cling...cling! (Hetty Dimayanti/berbagai sumber)***
sumber: pikiran rakyat (20/04/2008)
Oh ya, kata dokter, kalo mau gigi kita terawat, biasakan menggosok gigi dua kali sehari, sesudah makan dan sebelum tidur. Tapi, itu minimalnya lho. Apalagi sobat punya sikat gigi kesayangan, so pasti harus rajin dong menggosok giginya. Selain rajin, juga harus benar lho cara menggosoknya supaya gigi kita tetap cling... bersinar seperti mentari.
Oh ya sobat, beruntung ya kita sekarang mengenal sikat gigi, jadi bisa dengan mudah membersihkan gigi kita. Nggak kebayang kan orang-orang dulu yang jauh hidup sebelum kita, bersihin giginya pakai apa ya...? Wah, banyak cerita seru nih bagaimana orang zaman dulu merawat giginya sampai ditemukannya sikat gigi yang seperti sekarang biasa dipakai.
Dalam literasi Cina disebutkan, konon pada tahun 1600 sebelum Masehi, masyarakat Cina saat itu telah biasa menggunakan ranting pohon untuk membersihkan giginya. Saat itu, bangsa Cina juga memelopori pembuatan sikat pembersih gigi pertama yang terbuat dari bulu-bulu keras binatang, seperti bulu babi.
Sebelumnya, pada 3500 sebelum Masehi, bangsa Babylonia, Yunani dan Romawi kuno juga diceritakan telah mempunyai kebiasaan mengunyah semacam ranting untuk membersihkan giginya. Sedangkan umat Muslim pada zaman Rasullulah telah menggunakan siwak yang terbuat dari ranting dan akar pohon untuk merawat gigi.
Orang Indonesia dulu pun mempunyai kebiasaan unik dalam membersihkan giginya, di antaranya dengan menggunakan bata merah yang ditumbuk sampai halus lalu digosok-gosokkan ke gigi. Ada juga yang membersihkan giginya memakai sabut kelapa. Coba deh tanya kakek sama nenek, pasti tahu. Tapi sobat, don't try this at home yah... Itu kan zaman dulu, sekarang sih mending pake sikat gigi aja deh pake odol, lebih higienis.
Orang yang berjasa membuat sikat gigi modern ialah William Addis dari Clerkenwald Inggris. Kreasi tersebut berawal saat ia menjadi narapidana. Pada tahun 1770, saat di dalam penjara ia merasa perlu memperbaiki kebiasaan membersihkan giginya dengan menggunakan sisa pembakaran (abu) dan garam yang digosokkan ke gigi menggunakan kain lap. Ia pun mulai bereksperimen menggunakan tulang-tulang sisa makanan. Ia melubangi salah satu ujung tulang tersebut dan mengisinya dengan bulu-bulu sikat yang dipintanya dari sipir penjara. Setelah itu bulu-bulu tersebut diikat dengan kuat kemudian direkatkannya dengan lem supaya menyatu dengan tulang, dan jadilah sikat gigi. Setelah itu pada tahun 1780, ia memasarkan hasil ciptaannya ini secara massal.
Pada tahun 1850, H.N. Wadsworth membuat hak paten atas sikat gigi di Amerika Serikat. Namun baru pada tahun 1885, perusahaan-perusahaan di Amerika Serikat memproduksi secara besar-besaran sikat gigi, di antaranya oleh The Florence Manufacturing Company of Massachusetts.
Seiring perkembangan waktu, sikat gigi pun mengalami banyak perubahan. Karena dianggap kurang higienis, sering terlepas dari gagangnya, dan tidak cepat kering. Bulu-bulu pada sikat gigi yang tadinya terbuat dari bulu-bulu binatang mulai diganti dengan serat sintetis yaitu nilon. Perusahaan yang memelopori penggunaan nilon untuk sikat gigi ialah DuPont pada tahun 1938. Tahun-tahun selanjutnya seiring dengan kemajuan zaman, sikat gigi mengalami perubahan yang signifikan, baik bentuk maupun variasinya.
Pada tahun 1939, sikat gigi elektrik pertama dibuat di Skotlandia. Namun baru dipasarkan secara terbuka di Amerika Serikat oleh perusahaan Squibb dengan nama Broxodent pada tahun 1960. Pada tahun 1987, sikat gigi rotary (berputar) yang menggunakan mesin diperkenalkan dengan nama Interplak. Sikat gigi ini dinilai lebih efektif daripada sikat gigi biasa karena sanggup membersihkan plak dan mencegah gusi berdarah.
Nah, sekarang terserah Sobat Percil deh mau pilih yang mana. Tapi yang paling penting, apa pun bentuk sikat giginya, sobat Percil harus rajin merawat gigi dengan menggosoknya secara teratur dan tak berlebihan memakan makanan yang bisa membuat gigi rusak. Cling...cling! (Hetty Dimayanti/berbagai sumber)***
sumber: pikiran rakyat (20/04/2008)
Kekuatan Jaring Laba-laba Sangat Dahsyat!!!
Sobat Percil, pasti deh udah pada nonton film Spiderman kan? Yup, itu tuh... petualangan Peter Parker “Si Manusia Laba-laba” dalam membasmi kejahatan. Aksi keren Spiderman gugulantungan dan teterekelan di gedung-gedung pencakar langit, tentu sangat menghibur sobat Percil. Tetapi, coba deh sobat Percil perhatiin, sebelum bergelantungan di gedung, Spiderman biasanya ngeluarin jaring laba-laba dari tangannya untuk dijadikan tumpuan. Yang lebih heboh..., dengan jaring laba-labanya itu, kereta api yang sedang melaju kencang pun bisa dihentikan sama Spiderman. Ck...ck...ck...ck....
Wah..wah.... Oke dech, itu semua hanya ada di film dengan trik-trik khusus yang dibikin pembuatnya. Eitsss tunggu dulu sobat Percil, ternyata sebagian cerita di film Spiderman tadi ada benarnya juga lho. Ya, jaring laba-laba yang lembut itu ternyata memiliki kekuatan yang ruarrr biasaaa...! Beneran nich....
Coba deh sobat Percil lakukan eksperimen kecil-kecilan. Kalo ada sarang laba-laba di rumah atau pohon, iseng-iseng deh putusin salah satu benang tipis di sarang tadi. Hasilnya, bukannya putus kan, tapi benangnya malah membelit di jari sobat Percil, ‘ner ‘gak? Atau, pernah gak liat serangga atau binatang kecil lain yang terperangkap di sarang laba-laba. Dijamin, serangga atau binatang itu akan kepayahan dan gak akan bisa kabur dari sarang laba-laba, sehingga menjadi mangsa empuk bagi si empunya sarang.
Walau lebih tipis dari rambut dan lebih ringan dari kapas, kekuatan benang jaring laba-laba sungguh dahsyat! Para ilmuwan yang menelitinya membuat kesimpulan bahwa benang laba-laba lima kali lebih kuat dari serat baja dalam ketebalan yang sama! Wuih... padahal baja kan salah satu material paling kuat. Hmm...kalo gitu bisa-bisa Superman “Si Manusia Baja” kalah donk ama Spiderman “Si Manusia Laba-laba”? Hehehehe... kalo yang itu mah, gak tau achh urusannya, terserah penilaian sobat Percil dech.
Berdasarkan penelitian, benang pada jaring laba-laba memiliki gaya tegang 150.000 kg/m2. Jadi, bisa dibayangkan, bila ada seutas tali berdiameter 30 cm terbuat dari benang laba-laba, tali itu akan mampu menahan beban 150 unit mobil! Ck..ck..ck.
Kekuatan benang pada jaring laba-laba juga menginspirasi para ilmuwan untuk melakukan penelitian lebih lanjut. Pada tahun 1960-an, peneliti di DuPont, perusahaan terkenal pembuat bahan kimia yang berpusat di Amerika Serikat, melakukan penelitian struktur molekul benang laba-laba. Setelah berhasil, struktur molekul pada benang laba-laba oleh para ilmuwan di DuPont ditiru untuk membuat kevlar. Oh ya, kevlar merupakan salah satu bahan terkuat di dunia kreasi manusia. Kevlar dijadikan bahan dasar untuk pembuatan jaket antipeluru, sepatu pekerja tambang, dll. Tetapi tetap saja, kevlar buatan manusia ‘gak bisa nandingin kekuatan benang jaring laba-laba.
Jaring laba-laba pun bermanfaat bagi kesehatan. Seperti dilansir LiveSience.com, serat pada jaring laba-laba sudah digunakan sejak 2.000 tahun lalu untuk melawan infeksi, mencegah perdarahan, serta menutup luka. Pakar biologi molekuler Randolph Lewis dari Universitas Wyoming Amerika Serikat, dalam laporannya yang dimuat jurnal Chemical Reviews mengabarkan, para peneliti di Universitas Tuft, Massachusetts berhasil membuktikan bahwa serat pada jaring laba-laba dapat digunakan untuk memulihkan ligamen (jaringan penyambung tulang) yang rusak, seperti pada penderita cedera lutut. Wah...kabar baik tuh bagi Beckham, Ronaldo, Owen, dan Beckamenga, soalnya para pemain sepak bolalah yang rentan cedera lutut. Para ilmuwan juga telah memanfaatkan jaring laba-laba untuk dibuat menjadi benang operasi untuk menutup luka bekas operasi, mata, dan menyambung jaringan saraf.
Metode sarang laba-laba juga mengilhami para perancang gedung dalam menentukan konstruksi atau fondasi bangunan. Sobat Percil boleh berbangga, ternyata penemu konstruksi fondasi bangunan dengan menggunakan prinsip sarang laba-laba ialah orang Indonesia, yaitu Ir. Sutjipto dan Ir. Ryantori pada 1976. Karena sudah terbukti kekuatannya dan hemat biaya, metode ini banyak dipakai dalam pembuatan gedung.
Terus, satu hal lagi. Bagi sobat Percil yang pernah buka internet, tentu nemuin tulisan www setiap akan membuka alamat sebuah situs, seperti www.pikiran-rakyat.com. Tulisan www merupakan singkatan dari world wide web (web mempunyai arti jaring laba-laba). Hal ini merujuk pola jaringan internet yang sama dengan jaring laba-laba, yaitu terdiri atas lingkaran-lingkaran berbagai ukuran yang berpusat pada titik tengah yang sama.
Wah..wah bicara soal laba-laba ‘gak akan ada habis kalee.... Yang penting dan harus diingat oleh sobat Percil, Allah menciptakan makhluk hidup dengan segala kelebihannya. Jadi, jangan sepelekan laba-laba yang ukuran tubuhnya kecil, ternyata bermanfaat bagi kehidupan umat manusia. (Hetty Dimayanti/dari berbagai sumber)***
sumber: pikiran rakyat (13/01/2008)
Wah..wah.... Oke dech, itu semua hanya ada di film dengan trik-trik khusus yang dibikin pembuatnya. Eitsss tunggu dulu sobat Percil, ternyata sebagian cerita di film Spiderman tadi ada benarnya juga lho. Ya, jaring laba-laba yang lembut itu ternyata memiliki kekuatan yang ruarrr biasaaa...! Beneran nich....
Coba deh sobat Percil lakukan eksperimen kecil-kecilan. Kalo ada sarang laba-laba di rumah atau pohon, iseng-iseng deh putusin salah satu benang tipis di sarang tadi. Hasilnya, bukannya putus kan, tapi benangnya malah membelit di jari sobat Percil, ‘ner ‘gak? Atau, pernah gak liat serangga atau binatang kecil lain yang terperangkap di sarang laba-laba. Dijamin, serangga atau binatang itu akan kepayahan dan gak akan bisa kabur dari sarang laba-laba, sehingga menjadi mangsa empuk bagi si empunya sarang.
Walau lebih tipis dari rambut dan lebih ringan dari kapas, kekuatan benang jaring laba-laba sungguh dahsyat! Para ilmuwan yang menelitinya membuat kesimpulan bahwa benang laba-laba lima kali lebih kuat dari serat baja dalam ketebalan yang sama! Wuih... padahal baja kan salah satu material paling kuat. Hmm...kalo gitu bisa-bisa Superman “Si Manusia Baja” kalah donk ama Spiderman “Si Manusia Laba-laba”? Hehehehe... kalo yang itu mah, gak tau achh urusannya, terserah penilaian sobat Percil dech.
Berdasarkan penelitian, benang pada jaring laba-laba memiliki gaya tegang 150.000 kg/m2. Jadi, bisa dibayangkan, bila ada seutas tali berdiameter 30 cm terbuat dari benang laba-laba, tali itu akan mampu menahan beban 150 unit mobil! Ck..ck..ck.
Kekuatan benang pada jaring laba-laba juga menginspirasi para ilmuwan untuk melakukan penelitian lebih lanjut. Pada tahun 1960-an, peneliti di DuPont, perusahaan terkenal pembuat bahan kimia yang berpusat di Amerika Serikat, melakukan penelitian struktur molekul benang laba-laba. Setelah berhasil, struktur molekul pada benang laba-laba oleh para ilmuwan di DuPont ditiru untuk membuat kevlar. Oh ya, kevlar merupakan salah satu bahan terkuat di dunia kreasi manusia. Kevlar dijadikan bahan dasar untuk pembuatan jaket antipeluru, sepatu pekerja tambang, dll. Tetapi tetap saja, kevlar buatan manusia ‘gak bisa nandingin kekuatan benang jaring laba-laba.
Jaring laba-laba pun bermanfaat bagi kesehatan. Seperti dilansir LiveSience.com, serat pada jaring laba-laba sudah digunakan sejak 2.000 tahun lalu untuk melawan infeksi, mencegah perdarahan, serta menutup luka. Pakar biologi molekuler Randolph Lewis dari Universitas Wyoming Amerika Serikat, dalam laporannya yang dimuat jurnal Chemical Reviews mengabarkan, para peneliti di Universitas Tuft, Massachusetts berhasil membuktikan bahwa serat pada jaring laba-laba dapat digunakan untuk memulihkan ligamen (jaringan penyambung tulang) yang rusak, seperti pada penderita cedera lutut. Wah...kabar baik tuh bagi Beckham, Ronaldo, Owen, dan Beckamenga, soalnya para pemain sepak bolalah yang rentan cedera lutut. Para ilmuwan juga telah memanfaatkan jaring laba-laba untuk dibuat menjadi benang operasi untuk menutup luka bekas operasi, mata, dan menyambung jaringan saraf.
Metode sarang laba-laba juga mengilhami para perancang gedung dalam menentukan konstruksi atau fondasi bangunan. Sobat Percil boleh berbangga, ternyata penemu konstruksi fondasi bangunan dengan menggunakan prinsip sarang laba-laba ialah orang Indonesia, yaitu Ir. Sutjipto dan Ir. Ryantori pada 1976. Karena sudah terbukti kekuatannya dan hemat biaya, metode ini banyak dipakai dalam pembuatan gedung.
Terus, satu hal lagi. Bagi sobat Percil yang pernah buka internet, tentu nemuin tulisan www setiap akan membuka alamat sebuah situs, seperti www.pikiran-rakyat.com. Tulisan www merupakan singkatan dari world wide web (web mempunyai arti jaring laba-laba). Hal ini merujuk pola jaringan internet yang sama dengan jaring laba-laba, yaitu terdiri atas lingkaran-lingkaran berbagai ukuran yang berpusat pada titik tengah yang sama.
Wah..wah bicara soal laba-laba ‘gak akan ada habis kalee.... Yang penting dan harus diingat oleh sobat Percil, Allah menciptakan makhluk hidup dengan segala kelebihannya. Jadi, jangan sepelekan laba-laba yang ukuran tubuhnya kecil, ternyata bermanfaat bagi kehidupan umat manusia. (Hetty Dimayanti/dari berbagai sumber)***
sumber: pikiran rakyat (13/01/2008)
Kekuatan Jaring Laba-laba Sangat Dahsyat!!!
Sobat Percil, pasti deh udah pada nonton film Spiderman kan? Yup, itu tuh... petualangan Peter Parker “Si Manusia Laba-laba” dalam membasmi kejahatan. Aksi keren Spiderman gugulantungan dan teterekelan di gedung-gedung pencakar langit, tentu sangat menghibur sobat Percil. Tetapi, coba deh sobat Percil perhatiin, sebelum bergelantungan di gedung, Spiderman biasanya ngeluarin jaring laba-laba dari tangannya untuk dijadikan tumpuan. Yang lebih heboh..., dengan jaring laba-labanya itu, kereta api yang sedang melaju kencang pun bisa dihentikan sama Spiderman. Ck...ck...ck...ck....
Wah..wah.... Oke dech, itu semua hanya ada di film dengan trik-trik khusus yang dibikin pembuatnya. Eitsss tunggu dulu sobat Percil, ternyata sebagian cerita di film Spiderman tadi ada benarnya juga lho. Ya, jaring laba-laba yang lembut itu ternyata memiliki kekuatan yang ruarrr biasaaa...! Beneran nich....
Coba deh sobat Percil lakukan eksperimen kecil-kecilan. Kalo ada sarang laba-laba di rumah atau pohon, iseng-iseng deh putusin salah satu benang tipis di sarang tadi. Hasilnya, bukannya putus kan, tapi benangnya malah membelit di jari sobat Percil, ‘ner ‘gak? Atau, pernah gak liat serangga atau binatang kecil lain yang terperangkap di sarang laba-laba. Dijamin, serangga atau binatang itu akan kepayahan dan gak akan bisa kabur dari sarang laba-laba, sehingga menjadi mangsa empuk bagi si empunya sarang.
Walau lebih tipis dari rambut dan lebih ringan dari kapas, kekuatan benang jaring laba-laba sungguh dahsyat! Para ilmuwan yang menelitinya membuat kesimpulan bahwa benang laba-laba lima kali lebih kuat dari serat baja dalam ketebalan yang sama! Wuih... padahal baja kan salah satu material paling kuat. Hmm...kalo gitu bisa-bisa Superman “Si Manusia Baja” kalah donk ama Spiderman “Si Manusia Laba-laba”? Hehehehe... kalo yang itu mah, gak tau achh urusannya, terserah penilaian sobat Percil dech.
Berdasarkan penelitian, benang pada jaring laba-laba memiliki gaya tegang 150.000 kg/m2. Jadi, bisa dibayangkan, bila ada seutas tali berdiameter 30 cm terbuat dari benang laba-laba, tali itu akan mampu menahan beban 150 unit mobil! Ck..ck..ck.
Kekuatan benang pada jaring laba-laba juga menginspirasi para ilmuwan untuk melakukan penelitian lebih lanjut. Pada tahun 1960-an, peneliti di DuPont, perusahaan terkenal pembuat bahan kimia yang berpusat di Amerika Serikat, melakukan penelitian struktur molekul benang laba-laba. Setelah berhasil, struktur molekul pada benang laba-laba oleh para ilmuwan di DuPont ditiru untuk membuat kevlar. Oh ya, kevlar merupakan salah satu bahan terkuat di dunia kreasi manusia. Kevlar dijadikan bahan dasar untuk pembuatan jaket antipeluru, sepatu pekerja tambang, dll. Tetapi tetap saja, kevlar buatan manusia ‘gak bisa nandingin kekuatan benang jaring laba-laba.
Jaring laba-laba pun bermanfaat bagi kesehatan. Seperti dilansir LiveSience.com, serat pada jaring laba-laba sudah digunakan sejak 2.000 tahun lalu untuk melawan infeksi, mencegah perdarahan, serta menutup luka. Pakar biologi molekuler Randolph Lewis dari Universitas Wyoming Amerika Serikat, dalam laporannya yang dimuat jurnal Chemical Reviews mengabarkan, para peneliti di Universitas Tuft, Massachusetts berhasil membuktikan bahwa serat pada jaring laba-laba dapat digunakan untuk memulihkan ligamen (jaringan penyambung tulang) yang rusak, seperti pada penderita cedera lutut. Wah...kabar baik tuh bagi Beckham, Ronaldo, Owen, dan Beckamenga, soalnya para pemain sepak bolalah yang rentan cedera lutut. Para ilmuwan juga telah memanfaatkan jaring laba-laba untuk dibuat menjadi benang operasi untuk menutup luka bekas operasi, mata, dan menyambung jaringan saraf.
Metode sarang laba-laba juga mengilhami para perancang gedung dalam menentukan konstruksi atau fondasi bangunan. Sobat Percil boleh berbangga, ternyata penemu konstruksi fondasi bangunan dengan menggunakan prinsip sarang laba-laba ialah orang Indonesia, yaitu Ir. Sutjipto dan Ir. Ryantori pada 1976. Karena sudah terbukti kekuatannya dan hemat biaya, metode ini banyak dipakai dalam pembuatan gedung.
Terus, satu hal lagi. Bagi sobat Percil yang pernah buka internet, tentu nemuin tulisan www setiap akan membuka alamat sebuah situs, seperti www.pikiran-rakyat.com. Tulisan www merupakan singkatan dari world wide web (web mempunyai arti jaring laba-laba). Hal ini merujuk pola jaringan internet yang sama dengan jaring laba-laba, yaitu terdiri atas lingkaran-lingkaran berbagai ukuran yang berpusat pada titik tengah yang sama.
Wah..wah bicara soal laba-laba ‘gak akan ada habis kalee.... Yang penting dan harus diingat oleh sobat Percil, Allah menciptakan makhluk hidup dengan segala kelebihannya. Jadi, jangan sepelekan laba-laba yang ukuran tubuhnya kecil, ternyata bermanfaat bagi kehidupan umat manusia. (Hetty Dimayanti/dari berbagai sumber)***
sumber: pikiran rakyat (13/01/2008)
Wah..wah.... Oke dech, itu semua hanya ada di film dengan trik-trik khusus yang dibikin pembuatnya. Eitsss tunggu dulu sobat Percil, ternyata sebagian cerita di film Spiderman tadi ada benarnya juga lho. Ya, jaring laba-laba yang lembut itu ternyata memiliki kekuatan yang ruarrr biasaaa...! Beneran nich....
Coba deh sobat Percil lakukan eksperimen kecil-kecilan. Kalo ada sarang laba-laba di rumah atau pohon, iseng-iseng deh putusin salah satu benang tipis di sarang tadi. Hasilnya, bukannya putus kan, tapi benangnya malah membelit di jari sobat Percil, ‘ner ‘gak? Atau, pernah gak liat serangga atau binatang kecil lain yang terperangkap di sarang laba-laba. Dijamin, serangga atau binatang itu akan kepayahan dan gak akan bisa kabur dari sarang laba-laba, sehingga menjadi mangsa empuk bagi si empunya sarang.
Walau lebih tipis dari rambut dan lebih ringan dari kapas, kekuatan benang jaring laba-laba sungguh dahsyat! Para ilmuwan yang menelitinya membuat kesimpulan bahwa benang laba-laba lima kali lebih kuat dari serat baja dalam ketebalan yang sama! Wuih... padahal baja kan salah satu material paling kuat. Hmm...kalo gitu bisa-bisa Superman “Si Manusia Baja” kalah donk ama Spiderman “Si Manusia Laba-laba”? Hehehehe... kalo yang itu mah, gak tau achh urusannya, terserah penilaian sobat Percil dech.
Berdasarkan penelitian, benang pada jaring laba-laba memiliki gaya tegang 150.000 kg/m2. Jadi, bisa dibayangkan, bila ada seutas tali berdiameter 30 cm terbuat dari benang laba-laba, tali itu akan mampu menahan beban 150 unit mobil! Ck..ck..ck.
Kekuatan benang pada jaring laba-laba juga menginspirasi para ilmuwan untuk melakukan penelitian lebih lanjut. Pada tahun 1960-an, peneliti di DuPont, perusahaan terkenal pembuat bahan kimia yang berpusat di Amerika Serikat, melakukan penelitian struktur molekul benang laba-laba. Setelah berhasil, struktur molekul pada benang laba-laba oleh para ilmuwan di DuPont ditiru untuk membuat kevlar. Oh ya, kevlar merupakan salah satu bahan terkuat di dunia kreasi manusia. Kevlar dijadikan bahan dasar untuk pembuatan jaket antipeluru, sepatu pekerja tambang, dll. Tetapi tetap saja, kevlar buatan manusia ‘gak bisa nandingin kekuatan benang jaring laba-laba.
Jaring laba-laba pun bermanfaat bagi kesehatan. Seperti dilansir LiveSience.com, serat pada jaring laba-laba sudah digunakan sejak 2.000 tahun lalu untuk melawan infeksi, mencegah perdarahan, serta menutup luka. Pakar biologi molekuler Randolph Lewis dari Universitas Wyoming Amerika Serikat, dalam laporannya yang dimuat jurnal Chemical Reviews mengabarkan, para peneliti di Universitas Tuft, Massachusetts berhasil membuktikan bahwa serat pada jaring laba-laba dapat digunakan untuk memulihkan ligamen (jaringan penyambung tulang) yang rusak, seperti pada penderita cedera lutut. Wah...kabar baik tuh bagi Beckham, Ronaldo, Owen, dan Beckamenga, soalnya para pemain sepak bolalah yang rentan cedera lutut. Para ilmuwan juga telah memanfaatkan jaring laba-laba untuk dibuat menjadi benang operasi untuk menutup luka bekas operasi, mata, dan menyambung jaringan saraf.
Metode sarang laba-laba juga mengilhami para perancang gedung dalam menentukan konstruksi atau fondasi bangunan. Sobat Percil boleh berbangga, ternyata penemu konstruksi fondasi bangunan dengan menggunakan prinsip sarang laba-laba ialah orang Indonesia, yaitu Ir. Sutjipto dan Ir. Ryantori pada 1976. Karena sudah terbukti kekuatannya dan hemat biaya, metode ini banyak dipakai dalam pembuatan gedung.
Terus, satu hal lagi. Bagi sobat Percil yang pernah buka internet, tentu nemuin tulisan www setiap akan membuka alamat sebuah situs, seperti www.pikiran-rakyat.com. Tulisan www merupakan singkatan dari world wide web (web mempunyai arti jaring laba-laba). Hal ini merujuk pola jaringan internet yang sama dengan jaring laba-laba, yaitu terdiri atas lingkaran-lingkaran berbagai ukuran yang berpusat pada titik tengah yang sama.
Wah..wah bicara soal laba-laba ‘gak akan ada habis kalee.... Yang penting dan harus diingat oleh sobat Percil, Allah menciptakan makhluk hidup dengan segala kelebihannya. Jadi, jangan sepelekan laba-laba yang ukuran tubuhnya kecil, ternyata bermanfaat bagi kehidupan umat manusia. (Hetty Dimayanti/dari berbagai sumber)***
sumber: pikiran rakyat (13/01/2008)
Es Krim, Awalnya Karena Ada Musim Salju...
DUH... enaknya ngapain ya siang hari begini? Makan es krim!!! Ya, bener banget, makan es krim pasti enak banget! Siapa sich yang nggak doyan es krim? Sobat Percil juga doyan kan? Apalagi dimakan di siang hari yang panas begini, wuihhh yumiiiii banget, bikin badan suegerrr.... Tapi eiitss.... ntar dulu! Ini kan bulan Ramadan, kita yang beragama Islam sedang menjalankan ibadah puasa. Jadi batal dong kalau makan es krim siang-siang? Ya iyalah..... Ntar aja makan es krimnya kalau udah Magrib ya....
Variasi bentuk dan rasa dari es krim ini membuat mulut kita tak bosan melahapnya. Yap, makan es krim memang sangat mengasyikkan. Oh ya, tahu nggak sobat Percil, dulu yang bisa mencicipi lezatnya es krim bukan orang-orang sembarangan lho... Ya, dulu es krim termasuk hidangan mewah dan yang menikmatinya pun mulai dari raja-raja, kaisar, dan orang-orang kaya. Tradisi makan es krim sudah berlangsung sangat lama. Konon, manusia sudah mengenal es krim sekitar 2000 tahun Sebelum Masehi (SM).
Seperti apa sih es krim saat pertama kali dibuat?
Konon, orang yang pertama yang memakan es krim ialah Kaisar Cina. Memanfaatkan musim salju, orang-orang pada zaman tersebut berkreasi membuat makanan segar dari salju dan pecahan es yang diambil dari pegunungan yang dicampur dengan buah-buahan, anggur, dan madu. Gimana yah rasanya? Hmm... nggak tahulah, enak kali yah .... Yang pasti, mungkin inilah cikal bakal ditemukannya es krim.
Kisah lainnya datang dari zaman Romawi. Saat itu penguasa Romawi yang terkenal sangat kejam, Kaisar Nero (37-68 SM) memerintahkan para budak untuk mengambil salju dan es dari puncak gunung. Oleh para juru masak, es dan salju tersebut diolah dengan mencampurnya dengan nektar (semacam sari bunga), buah-buahan, dan madu.
Petualang sejati dari Italia, Marcopolo (1295), juga punya kisah tersendiri dengan es krim. Konon, sekembalinya berpetualang dari negeri Cina, ia membawa resep membuat es krim yang terbuat dari campuran salju dengan susu. Campuran tersebut menjadi beku dan berasa manis. Hidangan ini menjadi terkenal di kalangan orang-orang kaya Italia saat itu.
Tahun 1533, Catherine de Medici dari Florence, Italia menjadi Ratu Prancis karena menikah dengan Raja Prancis Henry II. Oleh-oleh yang ia bawa dari Italia ketika pindah ke Prancis ialah resep es krim. Setelah itu, juru masak Prancis yang terkenal jago-jago itu, melakukan perombakan pada resep tadi dengan menambahkan bahan tambahan seperti cokelat dan strawberry. Sedangkan Raja Charles I dari Inggris, tahun 1600, mengunjungi Prancis dan sempat mencicipi hidangan penutup yakni es krim lembut yang membuatnya begitu terkesan. Saking terkesannya dengan hidangan penutup itu, ia pulang ke Inggris membawa serta seorang koki dari Prancis khusus untuk membuat es krim.
Amerika Serikat (AS) pun tak ketinggalan. Tahun 1700 Gubernur Bladen dari Maryland AS yang berasal dari Inggris, diceritakan pernah menjamu tamunya dengan hidangan es krim. Namun, orang yang memopulerkan es krim di negara ini tentu saja Dolly Madison, istri Presiden ke-4 Amerika Serikat James Madison. Saking mencintai es krim, Dolly saat itu (tahun 1812) mencoba menyuguhkan es krim sebagai hidangan penutup bagi para tamu dalam acara di Gedung Putih. Alhasil, para tamu sangat menyukai hidangan Dolly.
Pembuatan es krim berkembang pesat setelah seorang wanita asal New Jersey Amerika Serikat, Nancy Johnson pada tahun 1846 menemukan freezer (pendingin) yang digerakkan menggunakan tangan (sistem engkol). Mesin tersebut mempermudah pembuatan es krim. Tahun 1851, Jacob Fussel membuka pabrik pertama yang memproduksi es krim di Baltimore Maryland AS. Tahun 1899, August Gaulin menemukan alat sejenis yang bisa membuat tekstur es krim lebih lembut.
Sekitar tahun 1926, Clarence Vogt, menemukan freezer es krim untuk tujuan diperdagangkan. Setelah itu, industri es krim semakin marak dan berkembang pesat. Dengan berbagai bentuk dan rasa, es krim menemani pencintanya dengan setia, termasuk sobat Percil kan? Boleh-boleh aja sih makan es krim, asal jangan banyak-banyak agar bisa dirasakan manfaatnya, oke! (Hetty Dimayanti/dari berbagai sumber)***
sumber: pikiran rakyat (23/09/2007)
Variasi bentuk dan rasa dari es krim ini membuat mulut kita tak bosan melahapnya. Yap, makan es krim memang sangat mengasyikkan. Oh ya, tahu nggak sobat Percil, dulu yang bisa mencicipi lezatnya es krim bukan orang-orang sembarangan lho... Ya, dulu es krim termasuk hidangan mewah dan yang menikmatinya pun mulai dari raja-raja, kaisar, dan orang-orang kaya. Tradisi makan es krim sudah berlangsung sangat lama. Konon, manusia sudah mengenal es krim sekitar 2000 tahun Sebelum Masehi (SM).
Seperti apa sih es krim saat pertama kali dibuat?
Konon, orang yang pertama yang memakan es krim ialah Kaisar Cina. Memanfaatkan musim salju, orang-orang pada zaman tersebut berkreasi membuat makanan segar dari salju dan pecahan es yang diambil dari pegunungan yang dicampur dengan buah-buahan, anggur, dan madu. Gimana yah rasanya? Hmm... nggak tahulah, enak kali yah .... Yang pasti, mungkin inilah cikal bakal ditemukannya es krim.
Kisah lainnya datang dari zaman Romawi. Saat itu penguasa Romawi yang terkenal sangat kejam, Kaisar Nero (37-68 SM) memerintahkan para budak untuk mengambil salju dan es dari puncak gunung. Oleh para juru masak, es dan salju tersebut diolah dengan mencampurnya dengan nektar (semacam sari bunga), buah-buahan, dan madu.
Petualang sejati dari Italia, Marcopolo (1295), juga punya kisah tersendiri dengan es krim. Konon, sekembalinya berpetualang dari negeri Cina, ia membawa resep membuat es krim yang terbuat dari campuran salju dengan susu. Campuran tersebut menjadi beku dan berasa manis. Hidangan ini menjadi terkenal di kalangan orang-orang kaya Italia saat itu.
Tahun 1533, Catherine de Medici dari Florence, Italia menjadi Ratu Prancis karena menikah dengan Raja Prancis Henry II. Oleh-oleh yang ia bawa dari Italia ketika pindah ke Prancis ialah resep es krim. Setelah itu, juru masak Prancis yang terkenal jago-jago itu, melakukan perombakan pada resep tadi dengan menambahkan bahan tambahan seperti cokelat dan strawberry. Sedangkan Raja Charles I dari Inggris, tahun 1600, mengunjungi Prancis dan sempat mencicipi hidangan penutup yakni es krim lembut yang membuatnya begitu terkesan. Saking terkesannya dengan hidangan penutup itu, ia pulang ke Inggris membawa serta seorang koki dari Prancis khusus untuk membuat es krim.
Amerika Serikat (AS) pun tak ketinggalan. Tahun 1700 Gubernur Bladen dari Maryland AS yang berasal dari Inggris, diceritakan pernah menjamu tamunya dengan hidangan es krim. Namun, orang yang memopulerkan es krim di negara ini tentu saja Dolly Madison, istri Presiden ke-4 Amerika Serikat James Madison. Saking mencintai es krim, Dolly saat itu (tahun 1812) mencoba menyuguhkan es krim sebagai hidangan penutup bagi para tamu dalam acara di Gedung Putih. Alhasil, para tamu sangat menyukai hidangan Dolly.
Pembuatan es krim berkembang pesat setelah seorang wanita asal New Jersey Amerika Serikat, Nancy Johnson pada tahun 1846 menemukan freezer (pendingin) yang digerakkan menggunakan tangan (sistem engkol). Mesin tersebut mempermudah pembuatan es krim. Tahun 1851, Jacob Fussel membuka pabrik pertama yang memproduksi es krim di Baltimore Maryland AS. Tahun 1899, August Gaulin menemukan alat sejenis yang bisa membuat tekstur es krim lebih lembut.
Sekitar tahun 1926, Clarence Vogt, menemukan freezer es krim untuk tujuan diperdagangkan. Setelah itu, industri es krim semakin marak dan berkembang pesat. Dengan berbagai bentuk dan rasa, es krim menemani pencintanya dengan setia, termasuk sobat Percil kan? Boleh-boleh aja sih makan es krim, asal jangan banyak-banyak agar bisa dirasakan manfaatnya, oke! (Hetty Dimayanti/dari berbagai sumber)***
sumber: pikiran rakyat (23/09/2007)
Mengapa Diberi Nama Teddy Bear?
SOBAT Percil senang boneka kan? Apalagi sobat Percil yang perempuan, pasti punya koleksi boneka. Dari sekian banyak koleksi, sobat Percil pasti punya boneka yang paling disenangi. Ada yang favoritnya boneka Teletubbies, Barbie, anjing Dalmatian, Popeye, beruang Teddy (Teddy Bear), dan buanyaaaak lagi yang lain.
Khusus untuk Teddy Bear, tahukah sobat Percil asal mula boneka beruang yang lucu dan imut ini? Kenapa kok diberi nama Teddy ya? Ada sepenggal kisah menarik penuh nilai kemanusiaan di balik pemberian nama Teddy tersebut. Teddy diambil dari nama kecil Presiden ke-26 Amerika Serikat, Theodore (Teddy) Roosevelt. Lalu, apa hubungannya sang presiden dengan beruang? Begini kisahnya berawal....
Saat itu, 14 November 1902, 104 tahun yang lalu, sebagai seorang presiden, Theodore Roosevelt mengemban tugas menyelesaikan perdebatan mengenai batas wilayah Mississippi dan Louisiana. Di sela waktu luangnya menjalankan tugas, ia ikut dalam perburuan beruang ke hutan dekat Kota Smedes, Mississippi bersama rombongan. Setelah sekian lama berburu, tak satu pun beruang yang ia jumpai. Sampai akhirnya, seorang pemandu bernama Holt Collier mengabari bahwa dirinya telah menangkap seekor beruang.
Namun, Presiden Roosevelt sangat kaget melihat beruang yang penuh luka gigitan anjing pemburu dan diikatkan ke pohon, beruang itu tampak lemah tak berdaya. Hal itu membuat beliau iba. Beliau merasa kasihan dengan nasib beruang itu. Akhirnya, beliau pun mengurungkan niatnya untuk menembak mati beruang tadi.
Kejadian itu terdengar oleh Clifford K. Berryman, seorang kartunis politik dari koran The Washington Post. Ia mengabadikan peristiwa yang melibatkan Presiden Roosevelt dan beruang tadi dalam bentuk kartun di korannya.
Setelah itu, cerita maupun kartun itu tersebar dan menjadi populer di masyarakat. Kartun tersebut menginspirasi pemilik toko permen dan mainan di Brooklyn New York, yakni pasangan suami istri Morris Michtom dan Rose Michtom. Rose, sang istri, membuat boneka beruang seperti di kartun tadi untuk dijual di tokonya. Sebagai bentuk penghormatan, Morris Michtom mengirimkan boneka ini kepada Presiden Roosevelt dan meminta izin memakai nama kecil Presiden Theodore Rossevelt, yaitu Teddy, untuk nama boneka beruangnya. Gayung bersambut, sang presiden pun mengizinkan Michtom menggunakan namanya dijadikan nama boneka beruang tadi.
Sejak itu, Micthom dan rekan-rekannya yang tergabung dalam Butler Brothers mulai memproduksi boneka Teddy Bear secara besar-besaran. Micthom sukses menjalankan usahanya karena boneka Teddy Bear sangat laku dan banyak digemari oleh anak-anak. Dari keuntungan yang dikumpulkan, ia pun mendirikan perusahaan sendiri yang diberi nama The Ideal Novelty and Toy Company. Sejak itu, Teddy Bear mulai dikenal di seluruh dunia dan menjadi boneka favorit bagi anak-anak maupun remaja putri.
Dari sepenggal kisah tadi, sebenarnya ada hikmah yang dapat sobat Percil ambil. Yap, sobat Percil harus selalu menyayangi binatang, baik itu binatang peliharaan atau bukan. Jangan sampai sobat kecil menyiksa atau menganiayanya, apalagi sampai mati. Kasihan kan, binatang juga sama seperti kita, ciptaan Tuhan. (Yudi Noorachman/berbagai sumber)***
sumber: pikiran rakyat (23/07/2006)
Khusus untuk Teddy Bear, tahukah sobat Percil asal mula boneka beruang yang lucu dan imut ini? Kenapa kok diberi nama Teddy ya? Ada sepenggal kisah menarik penuh nilai kemanusiaan di balik pemberian nama Teddy tersebut. Teddy diambil dari nama kecil Presiden ke-26 Amerika Serikat, Theodore (Teddy) Roosevelt. Lalu, apa hubungannya sang presiden dengan beruang? Begini kisahnya berawal....
Saat itu, 14 November 1902, 104 tahun yang lalu, sebagai seorang presiden, Theodore Roosevelt mengemban tugas menyelesaikan perdebatan mengenai batas wilayah Mississippi dan Louisiana. Di sela waktu luangnya menjalankan tugas, ia ikut dalam perburuan beruang ke hutan dekat Kota Smedes, Mississippi bersama rombongan. Setelah sekian lama berburu, tak satu pun beruang yang ia jumpai. Sampai akhirnya, seorang pemandu bernama Holt Collier mengabari bahwa dirinya telah menangkap seekor beruang.
Namun, Presiden Roosevelt sangat kaget melihat beruang yang penuh luka gigitan anjing pemburu dan diikatkan ke pohon, beruang itu tampak lemah tak berdaya. Hal itu membuat beliau iba. Beliau merasa kasihan dengan nasib beruang itu. Akhirnya, beliau pun mengurungkan niatnya untuk menembak mati beruang tadi.
Kejadian itu terdengar oleh Clifford K. Berryman, seorang kartunis politik dari koran The Washington Post. Ia mengabadikan peristiwa yang melibatkan Presiden Roosevelt dan beruang tadi dalam bentuk kartun di korannya.
Setelah itu, cerita maupun kartun itu tersebar dan menjadi populer di masyarakat. Kartun tersebut menginspirasi pemilik toko permen dan mainan di Brooklyn New York, yakni pasangan suami istri Morris Michtom dan Rose Michtom. Rose, sang istri, membuat boneka beruang seperti di kartun tadi untuk dijual di tokonya. Sebagai bentuk penghormatan, Morris Michtom mengirimkan boneka ini kepada Presiden Roosevelt dan meminta izin memakai nama kecil Presiden Theodore Rossevelt, yaitu Teddy, untuk nama boneka beruangnya. Gayung bersambut, sang presiden pun mengizinkan Michtom menggunakan namanya dijadikan nama boneka beruang tadi.
Sejak itu, Micthom dan rekan-rekannya yang tergabung dalam Butler Brothers mulai memproduksi boneka Teddy Bear secara besar-besaran. Micthom sukses menjalankan usahanya karena boneka Teddy Bear sangat laku dan banyak digemari oleh anak-anak. Dari keuntungan yang dikumpulkan, ia pun mendirikan perusahaan sendiri yang diberi nama The Ideal Novelty and Toy Company. Sejak itu, Teddy Bear mulai dikenal di seluruh dunia dan menjadi boneka favorit bagi anak-anak maupun remaja putri.
Dari sepenggal kisah tadi, sebenarnya ada hikmah yang dapat sobat Percil ambil. Yap, sobat Percil harus selalu menyayangi binatang, baik itu binatang peliharaan atau bukan. Jangan sampai sobat kecil menyiksa atau menganiayanya, apalagi sampai mati. Kasihan kan, binatang juga sama seperti kita, ciptaan Tuhan. (Yudi Noorachman/berbagai sumber)***
sumber: pikiran rakyat (23/07/2006)
Dulu, Bola Terbuat dari Tengkorak...
SOBAT Percil sekarang ini pasti sedang demam, kan? Eits, nanti dulu..., tentu bukan demam sembarang demam yang membuat sobat Percil harus terbaring lemah di tempat tidur. Terus, jangan khawatir pula karena bukan hanya sobat Percil yang terkena demam ini, melainkan di seluruh dunia pun terjangkiti.
Yap, demam ini adalah demam Piala Dunia (PD) 2006. David Beckham, Ronaldo, Ronaldinho, Shevchenko, Zidane, dan seabrek pemain sepak bola idola sobat Percil lainnya unjuk kabisa dalam ajang empat tahunan yang kali ini diselenggarakan di Jerman.
Permainan mengolah dan mengutak-atik si kulit bundar ini merupakan olah raga paling banyak disukai. Sobat Percil pun sering bermain sepak bola, bukan? Di lapangan, halaman sekolah, jalan, bahkan gang sempit depan rumah pun dijadikan tempat untuk bermain bola. Memakai kostum tim favorit, sobat Percil dengan bersemangat menendang, mengoper, dan menangkap bola.
Tapi, sobat Percil tahu ‘gak asal mula bola yang digunakan dalam permainan ini? Bola yang lazim digunakan sekarang, sebelumnya banyak mengalami perubahan dari masa ke masa. Beberapa referensi menyebutkan, pada awalnya, bola terbuat dari kulit binatang, pakaian yang dijahit, serta kandung kemih binatang (sapi dan babi). Bahkan sebuah legenda pada abad pertengahan menyebut, bola yang digunakan untuk bermain saat itu menggunakan tengkorak binatang atau manusia! Hiiiy.... serem....
Berbicara bola sepak, tentu erat kaitannya dengan asal mula permainan sepak bola itu sendiri. Banyak versi yang membahas mengenai kapan sepak bola pertama kali dimainkan.
Dalam buku The World Game, A History of Soccer karangan Bill Muray, pakar sejarah sepak bola dari Universitas La Trobe Bundoora Victoria Australia, menulis, sepak bola sudah dimainkan sejak awal Masehi. Saat itu, orang-orang di era Mesir Kuno sudah mengenal permainan membawa dan menendang bola yang dibuat dari buntalan kain linen. Sejarah Yunani Purba pun mencatat ada sebuah permainan yang disebut episcuro, yaitu permainan menggunakan bola. Bukti tersebut tergambar pada relief-relief di dinding museum yang melukiskan anak muda memegang bola bulat, dan memainkannya dengan paha.
Sepak bola pun disebut berasal dari daratan Cina. Dalam sebuah dokumen militer disebutkan, sejak 206 SM, pada masa pemerintahan Dinasti Tsin dan Han, orang-orang sudah memainkan permainan bola yang disebut tsu chu. Tsu mempunyai arti "menerjang bola dengan kaki", sedangkan chu berarti "bola dari kulit dan ada isinya". Mereka bermain bola yang terbuat dari kulit binatang dengan cara menendang dan menggiringnya ke sebuah jaring yang dibentangkan pada dua tiang.
Jepang pun tak mau ketinggalan, sejak abad ke-8, konon masyarakatnya sudah mengenal permainan ini. Mereka menyebutnya sebagai Kemari. Bolanya terbuat dari kulit kijang berisi udara.
Yang menarik, tentu legenda pada abad pertengahan, konon saat itu seluruh desa mengikuti satu permainan bola. Bola yang terbuat dari tengkorak ditendang oleh salah satu warga ke arah desa tetangga. Kemudian, oleh si penerima bola di desa tersebut, bola dilanjutkan ditendang ke desa selanjutnya.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membawa perubahan tersendiri bagi pembuatan bola, terutama dari segi bahan. Penemuan sistem vulkanisasi karet oleh Charles Goodyear pada tahun 1836, menjadi cikal bakal pembuatan bola menggunakan karet seperti sekarang. Karet yang sifatnya elastis dijadikan bahan dasar pembuatan bola. Bola dibuat menggunakan karet yang diisi udara dan dilapisi kulit untuk membungkusnya.
Sejak itu bola terus mengalami perkembangan yang drastis dan dibuat secara massal. Berdasarkan Ensiklopedia Asosiasi Sepak Bola yang diterbitkan pertama kali tahun 1956 di Inggris, bola yang dipakai dalam suatu pertandingan sepak bola harus berbentuk bulat dengan bungkus luar berbahan kulit atau bahan sejenisnya. Lingkaran bola 68,6 cm-71,1 cm. Sementara itu, berat bola pada saat permainan dimulai antara 14 oz-16 oz. Seiring dengan perkembangan ukuran, maka ukuran tersebut berangsur-angsur mengalami perubahan. Federasi sepak bola internasional (FIFA) menetapkan standar ukuran bola, yaitu lingkaran bola 68,5-69,5 cm, daya serap air tidak boleh lebih 10% berat bola, dan berat bola 420 gram-445 gram. Acuan tersebut menjadi dasar penggunaan bola sampai sekarang. (Yudi Noorachman/dari berbagai sumber)***
sumber: pikiran rakyat (25/06/2006)
Yap, demam ini adalah demam Piala Dunia (PD) 2006. David Beckham, Ronaldo, Ronaldinho, Shevchenko, Zidane, dan seabrek pemain sepak bola idola sobat Percil lainnya unjuk kabisa dalam ajang empat tahunan yang kali ini diselenggarakan di Jerman.
Permainan mengolah dan mengutak-atik si kulit bundar ini merupakan olah raga paling banyak disukai. Sobat Percil pun sering bermain sepak bola, bukan? Di lapangan, halaman sekolah, jalan, bahkan gang sempit depan rumah pun dijadikan tempat untuk bermain bola. Memakai kostum tim favorit, sobat Percil dengan bersemangat menendang, mengoper, dan menangkap bola.
Tapi, sobat Percil tahu ‘gak asal mula bola yang digunakan dalam permainan ini? Bola yang lazim digunakan sekarang, sebelumnya banyak mengalami perubahan dari masa ke masa. Beberapa referensi menyebutkan, pada awalnya, bola terbuat dari kulit binatang, pakaian yang dijahit, serta kandung kemih binatang (sapi dan babi). Bahkan sebuah legenda pada abad pertengahan menyebut, bola yang digunakan untuk bermain saat itu menggunakan tengkorak binatang atau manusia! Hiiiy.... serem....
Berbicara bola sepak, tentu erat kaitannya dengan asal mula permainan sepak bola itu sendiri. Banyak versi yang membahas mengenai kapan sepak bola pertama kali dimainkan.
Dalam buku The World Game, A History of Soccer karangan Bill Muray, pakar sejarah sepak bola dari Universitas La Trobe Bundoora Victoria Australia, menulis, sepak bola sudah dimainkan sejak awal Masehi. Saat itu, orang-orang di era Mesir Kuno sudah mengenal permainan membawa dan menendang bola yang dibuat dari buntalan kain linen. Sejarah Yunani Purba pun mencatat ada sebuah permainan yang disebut episcuro, yaitu permainan menggunakan bola. Bukti tersebut tergambar pada relief-relief di dinding museum yang melukiskan anak muda memegang bola bulat, dan memainkannya dengan paha.
Sepak bola pun disebut berasal dari daratan Cina. Dalam sebuah dokumen militer disebutkan, sejak 206 SM, pada masa pemerintahan Dinasti Tsin dan Han, orang-orang sudah memainkan permainan bola yang disebut tsu chu. Tsu mempunyai arti "menerjang bola dengan kaki", sedangkan chu berarti "bola dari kulit dan ada isinya". Mereka bermain bola yang terbuat dari kulit binatang dengan cara menendang dan menggiringnya ke sebuah jaring yang dibentangkan pada dua tiang.
Jepang pun tak mau ketinggalan, sejak abad ke-8, konon masyarakatnya sudah mengenal permainan ini. Mereka menyebutnya sebagai Kemari. Bolanya terbuat dari kulit kijang berisi udara.
Yang menarik, tentu legenda pada abad pertengahan, konon saat itu seluruh desa mengikuti satu permainan bola. Bola yang terbuat dari tengkorak ditendang oleh salah satu warga ke arah desa tetangga. Kemudian, oleh si penerima bola di desa tersebut, bola dilanjutkan ditendang ke desa selanjutnya.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membawa perubahan tersendiri bagi pembuatan bola, terutama dari segi bahan. Penemuan sistem vulkanisasi karet oleh Charles Goodyear pada tahun 1836, menjadi cikal bakal pembuatan bola menggunakan karet seperti sekarang. Karet yang sifatnya elastis dijadikan bahan dasar pembuatan bola. Bola dibuat menggunakan karet yang diisi udara dan dilapisi kulit untuk membungkusnya.
Sejak itu bola terus mengalami perkembangan yang drastis dan dibuat secara massal. Berdasarkan Ensiklopedia Asosiasi Sepak Bola yang diterbitkan pertama kali tahun 1956 di Inggris, bola yang dipakai dalam suatu pertandingan sepak bola harus berbentuk bulat dengan bungkus luar berbahan kulit atau bahan sejenisnya. Lingkaran bola 68,6 cm-71,1 cm. Sementara itu, berat bola pada saat permainan dimulai antara 14 oz-16 oz. Seiring dengan perkembangan ukuran, maka ukuran tersebut berangsur-angsur mengalami perubahan. Federasi sepak bola internasional (FIFA) menetapkan standar ukuran bola, yaitu lingkaran bola 68,5-69,5 cm, daya serap air tidak boleh lebih 10% berat bola, dan berat bola 420 gram-445 gram. Acuan tersebut menjadi dasar penggunaan bola sampai sekarang. (Yudi Noorachman/dari berbagai sumber)***
sumber: pikiran rakyat (25/06/2006)
”Rover Peace Baton”...! Menebar Kedamaian
DAMAI itu indah. Ya, sebuah ungkapan sederhana namun penuh makna. Alangkah indahnya jika semua perikehidupan di dunia ini berjalan dengan damai. Saling tenggang rasa, berjalan beriringan bergandengan tangan menebarkan perdamaian. Tak mudah memang untuk mewujudkannya. Perlu kesadaran untuk memahaminya. Nafsu dan sifat serakah manusia kadang menjadi penjegal perdamaian.
Namun, manusia memang harus tetap berusaha, setidaknya berupaya mewujudkan perdamaian, bagaimanapun bentuknya. Mungkin inilah pesan yang ingin disampaikan organisasi kepramukaan di Asia-Pasifik dengan menggelar kegiatan Asia-Pacific Regional (APR) Rover Peace Baton atau tongkat perdamaian kepanduan Asia-Pasifik.
Rover Peace Baton diadakan dalam rangka memperingati hari jadi ke-50 organisasi kepanduan negara Asia-Pasifik sekaligus memperingati 100 tahun organisasi kepanduan dunia yang jatuh pada tahun 2007 ini.
Tongkat perdamaian ini telah diarak estafet ke berbagai negara anggota kepanduan Asia-Pasifik mulai dari French Polynesia, Kiribati, Fiji, Selandia Baru, Australia, Papua Nugini, Indonesia hingga Singapura. Mereka kemudian melakukan perjalanan estafet ke Malaysia, Brunei Darussalam, dan finis di kantor pusat kepanduan Asia-Pasifik di Manila Filipina 22 Februari 2007, bertepatan dengan peringatan ulang tahun Bapak Pandu Sedunia Baden Powell.
Rover Peace Baton sebuah tongkat biasa, namun memiliki makna yang luar biasa. Setiap negara yang disinggahi, wajib mengisi pesan-pesan perdamaian yang ditandatangani oleh kepala negara yang bersangkutan. Untuk Indonesia sendiri, Rover Peace Baton diterima dari Papua Nugini di daerah perbatasan antarnegara Wutung Jayapura Papua 1 Desember 2006. Selanjutnya tongkat ini diestafetkan ke Manokwari, Irian Jaya Barat, dan diteruskan ke Makassar Sulawesi Selatan.
Sedangkan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono selaku Ketua Majelis Pembimbing Nasional Gerakan Pramuka (Ka. Mabinas) menerima Rover Peace Baton di Skadron 17, Halim Perdanakusuma, Jakarta, Sabtu, 16 Desember 2006 sekaligus menandatangani deklarasi Pramuka Cinta Damai yang berisi pesan-pesan perdamaian untuk generasi muda Indonesia maupun seluruh dunia. Pemilihan tongkat yang melambangkan perdamaian, diharapkan mampu menciptakan keakraban serta menumbuhkan suasana penuh perdamaian di setiap negara yang dilalui.
Rover Peace Baton sendiri terbuat dari kuningan dilapisi emas yang melambangkan karakter seorang pramuka yang kuat, teruji oleh segala tantangan dan cobaan. Pramuka menjalankan kehidupan sesuai dengan prinsip kepramukaan, peka terhadap satu permasalahan, dan mempunyai rasa belas kasihan. Sedangkan emas melambangkan kesuksesan, kekuatan, dan eksistensi pramuka di pelosok dunia. Pramuka sudah sejak lama selalu berada di baris terdepan melawan segala bentuk kekerasan, baik terhadap manusia maupun lingkungan.
Perjuangan anggota kepanduan Asia-Pasifik menebar perdamaian lewat pesan yang dibawa Rover Peace Baton diharapkan bukan hanya pesan tertulis yang sudah dibaca kemudian dibuang. Namun, dapat masuk ke relung sanubari setiap insan di dunia ini, tak sebatas di negara yang dilalui.
Di tengah karut-marutnya kehidupan manusia dan kondisi yang serba tak pasti seperti saat ini, semoga tongkat perdamaian ini membuka mata setiap orang untuk menggelorakan perdamaian. Walau sulit diwujudkan, apa salahnya berusaha. Sekali lagi, damai itu indah.... (Yudi Noorachman, berbagai sumber)***
sumber: pikiran rakyat (26/01/2007)
Namun, manusia memang harus tetap berusaha, setidaknya berupaya mewujudkan perdamaian, bagaimanapun bentuknya. Mungkin inilah pesan yang ingin disampaikan organisasi kepramukaan di Asia-Pasifik dengan menggelar kegiatan Asia-Pacific Regional (APR) Rover Peace Baton atau tongkat perdamaian kepanduan Asia-Pasifik.
Rover Peace Baton diadakan dalam rangka memperingati hari jadi ke-50 organisasi kepanduan negara Asia-Pasifik sekaligus memperingati 100 tahun organisasi kepanduan dunia yang jatuh pada tahun 2007 ini.
Tongkat perdamaian ini telah diarak estafet ke berbagai negara anggota kepanduan Asia-Pasifik mulai dari French Polynesia, Kiribati, Fiji, Selandia Baru, Australia, Papua Nugini, Indonesia hingga Singapura. Mereka kemudian melakukan perjalanan estafet ke Malaysia, Brunei Darussalam, dan finis di kantor pusat kepanduan Asia-Pasifik di Manila Filipina 22 Februari 2007, bertepatan dengan peringatan ulang tahun Bapak Pandu Sedunia Baden Powell.
Rover Peace Baton sebuah tongkat biasa, namun memiliki makna yang luar biasa. Setiap negara yang disinggahi, wajib mengisi pesan-pesan perdamaian yang ditandatangani oleh kepala negara yang bersangkutan. Untuk Indonesia sendiri, Rover Peace Baton diterima dari Papua Nugini di daerah perbatasan antarnegara Wutung Jayapura Papua 1 Desember 2006. Selanjutnya tongkat ini diestafetkan ke Manokwari, Irian Jaya Barat, dan diteruskan ke Makassar Sulawesi Selatan.
Sedangkan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono selaku Ketua Majelis Pembimbing Nasional Gerakan Pramuka (Ka. Mabinas) menerima Rover Peace Baton di Skadron 17, Halim Perdanakusuma, Jakarta, Sabtu, 16 Desember 2006 sekaligus menandatangani deklarasi Pramuka Cinta Damai yang berisi pesan-pesan perdamaian untuk generasi muda Indonesia maupun seluruh dunia. Pemilihan tongkat yang melambangkan perdamaian, diharapkan mampu menciptakan keakraban serta menumbuhkan suasana penuh perdamaian di setiap negara yang dilalui.
Rover Peace Baton sendiri terbuat dari kuningan dilapisi emas yang melambangkan karakter seorang pramuka yang kuat, teruji oleh segala tantangan dan cobaan. Pramuka menjalankan kehidupan sesuai dengan prinsip kepramukaan, peka terhadap satu permasalahan, dan mempunyai rasa belas kasihan. Sedangkan emas melambangkan kesuksesan, kekuatan, dan eksistensi pramuka di pelosok dunia. Pramuka sudah sejak lama selalu berada di baris terdepan melawan segala bentuk kekerasan, baik terhadap manusia maupun lingkungan.
Perjuangan anggota kepanduan Asia-Pasifik menebar perdamaian lewat pesan yang dibawa Rover Peace Baton diharapkan bukan hanya pesan tertulis yang sudah dibaca kemudian dibuang. Namun, dapat masuk ke relung sanubari setiap insan di dunia ini, tak sebatas di negara yang dilalui.
Di tengah karut-marutnya kehidupan manusia dan kondisi yang serba tak pasti seperti saat ini, semoga tongkat perdamaian ini membuka mata setiap orang untuk menggelorakan perdamaian. Walau sulit diwujudkan, apa salahnya berusaha. Sekali lagi, damai itu indah.... (Yudi Noorachman, berbagai sumber)***
sumber: pikiran rakyat (26/01/2007)
Pramuka Harus Bangkit di Masa Sulit
"HARI gini ikut Pramuka, enggak deh, jadul (jaman dulu/kuno -pen.) banget. Paling baris-berbaris, berkemah, dan menyanyi, enggak ada menariknya. Mending ikutan MD atau cheerleader."
Kata-kata itulah yang meluncur dari mulut Febry, siswi salah satu sekolah menengah atas negeri di Bandung ketika ditanya tentang kegiatan Pramuka. Ia mengaku sejak SMP tidak begitu tertarik dengan kegiatan Pramuka. Ia lebih memilih mengikuti kegiatan ekstrakurikuler lain yang ada di sekolahnya yang memang banyak digandrungi anak seusianya, seperti modern dance (MD) dan cheerleader.
Lain Febry, lain pula Waldi. Siswa kelas V SD ini bercerita polos karena tak terpilih menjadi anggota inti Pramuka di sekolahnya, ia menjadi malas ikut kegiatan Pramuka. Ia mengaku kini tertarik ikut kegiatan ekstrakurikuler futsal.
Ungkapan Febry dan Waldi mungkin mewakili teman sebayanya lain dan menggambarkan betapa Pramuka kini sudah tidak mendapat tempat lagi di sisi kaum muda. Padahal, jika menerawang ke belakang, organisasi yang telah berdiri 46 tahun silam ini sempat menggapai masa keemasan. Sejak diresmikan tanggal 14 Agustus 1961 oleh Presiden Soekarno, Pramuka sebagai wadah tunggal gerakan kepanduan di Indonesia berkembang sangat pesat dan diterima oleh banyak kalangan, khususnya kaum muda.
Setidaknya, 33 kwartir daerah dan 307 kwartir cabang, baik kota maupun kabupaten didirikan. Dengan jumlah anggota yang fantastis, 21.000.000 orang, Gerakan Pramuka berada di posisi terdepan dibandingkan jumlah anggota kepanduan negara lain. Sekarang? Tak tahu. Namun, yang pasti masih tetap ada orang-orang yang begitu peduli terhadap eksistensi Gerakan Pramuka di tanah air walau jumlahnya terbatas.
Tak dapat dimungkiri, arus globalisasi sangat berpengaruh terhadap lesunya perkembangan Gerakan Pramuka saat ini. Banyak organisasi atau kegiatan lain yang lebih mampu menarik kaum muda. Teknologi yang begitu cepat berkembang seakan membuai kaum muda. Tak heran, anak usia Siaga (7-10 tahun) lebih enjoy bermain playstation berjam-jam pada hari libur sekolah daripada mengikuti kegiatan outdoor seperti Pramuka.
Arus globalisasi, secara tidak langsung juga banyak membawa pengaruh negatif terhadap masyarakat belia. Mereka banyak yang terjerumus dan menjadi kaum hedonis. Terjerembap ke dalam kehidupan yang tak tentu arah. Menjadi pemakai narkoba, terlibat kasus kriminal, dan pergaulan bebas.
Sebenarnya berbagai masalah di atas dapat dijadikan peluang sekaligus tantangan bagi Gerakan Pramuka untuk kembali bangkit. Gerakan Pramuka sebagai wadah penyaluran minat, bakat, serta berisi kegiatan yang positif dan konstruktif dapat dijadikan sebagai modal dasar penangkal masalah tersebut. Jalan telah terbuka lebar dengan dicanangkannya revitalisasi Gerakan Pramuka oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat membuka Jamnas 2006 di Sumedang.
Revitalisasi sangat diperlukan mengingat Gerakan Pramuka berpotensi terhadap pembinaan dan pembentukan karakter kaum muda. Gerakan Pramuka perlu diberdayakan secara sistematis, berkelanjutan, dan terencana untuk meningkatkan fungsi pokok dan memperkokoh eksistensinya. Pengejawantahannya tentu tidaklah mudah. Perlu kerja keras dan kesinambungan pembinaan yang menyeluruh, baik di tingkat atas maupun bawah. Perlu kesediaan dan pengorbanan bagi para gubernur, wali kota, bupati di seluruh daerah untuk berperan aktif mengembangkan Gerakan Pramuka.
Revitalisasi juga bukan sekadar mengaktifkan kembali unit-unit dan Saka (Satuan Karya Pramuka), tetapi juga dibutuhkan kepiawaian para pembina dalam meracik kemasan kegiatan Pramuka supaya lebih bervariasi. Bentuknya bisa apa saja, disesuaikan dengan minat dan aspirasi kaum muda saat ini serta up to date sehingga mengundang sekaligus menggugah kaum muda untuk kembali menggandrungi kegiatan Pramuka.
Semoga dengan kerja keras semua pihak, Gerakan Pramuka yang bertujuan membentuk kaum muda yang berkepribadian, bertanggung jawab, terampil, dan bertakwa bisa kembali berkibar di tanah air tercinta ini. (Yudi Noorachman)***
sumber: pikiran rakyat (15/06/2007)
Kata-kata itulah yang meluncur dari mulut Febry, siswi salah satu sekolah menengah atas negeri di Bandung ketika ditanya tentang kegiatan Pramuka. Ia mengaku sejak SMP tidak begitu tertarik dengan kegiatan Pramuka. Ia lebih memilih mengikuti kegiatan ekstrakurikuler lain yang ada di sekolahnya yang memang banyak digandrungi anak seusianya, seperti modern dance (MD) dan cheerleader.
Lain Febry, lain pula Waldi. Siswa kelas V SD ini bercerita polos karena tak terpilih menjadi anggota inti Pramuka di sekolahnya, ia menjadi malas ikut kegiatan Pramuka. Ia mengaku kini tertarik ikut kegiatan ekstrakurikuler futsal.
Ungkapan Febry dan Waldi mungkin mewakili teman sebayanya lain dan menggambarkan betapa Pramuka kini sudah tidak mendapat tempat lagi di sisi kaum muda. Padahal, jika menerawang ke belakang, organisasi yang telah berdiri 46 tahun silam ini sempat menggapai masa keemasan. Sejak diresmikan tanggal 14 Agustus 1961 oleh Presiden Soekarno, Pramuka sebagai wadah tunggal gerakan kepanduan di Indonesia berkembang sangat pesat dan diterima oleh banyak kalangan, khususnya kaum muda.
Setidaknya, 33 kwartir daerah dan 307 kwartir cabang, baik kota maupun kabupaten didirikan. Dengan jumlah anggota yang fantastis, 21.000.000 orang, Gerakan Pramuka berada di posisi terdepan dibandingkan jumlah anggota kepanduan negara lain. Sekarang? Tak tahu. Namun, yang pasti masih tetap ada orang-orang yang begitu peduli terhadap eksistensi Gerakan Pramuka di tanah air walau jumlahnya terbatas.
Tak dapat dimungkiri, arus globalisasi sangat berpengaruh terhadap lesunya perkembangan Gerakan Pramuka saat ini. Banyak organisasi atau kegiatan lain yang lebih mampu menarik kaum muda. Teknologi yang begitu cepat berkembang seakan membuai kaum muda. Tak heran, anak usia Siaga (7-10 tahun) lebih enjoy bermain playstation berjam-jam pada hari libur sekolah daripada mengikuti kegiatan outdoor seperti Pramuka.
Arus globalisasi, secara tidak langsung juga banyak membawa pengaruh negatif terhadap masyarakat belia. Mereka banyak yang terjerumus dan menjadi kaum hedonis. Terjerembap ke dalam kehidupan yang tak tentu arah. Menjadi pemakai narkoba, terlibat kasus kriminal, dan pergaulan bebas.
Sebenarnya berbagai masalah di atas dapat dijadikan peluang sekaligus tantangan bagi Gerakan Pramuka untuk kembali bangkit. Gerakan Pramuka sebagai wadah penyaluran minat, bakat, serta berisi kegiatan yang positif dan konstruktif dapat dijadikan sebagai modal dasar penangkal masalah tersebut. Jalan telah terbuka lebar dengan dicanangkannya revitalisasi Gerakan Pramuka oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat membuka Jamnas 2006 di Sumedang.
Revitalisasi sangat diperlukan mengingat Gerakan Pramuka berpotensi terhadap pembinaan dan pembentukan karakter kaum muda. Gerakan Pramuka perlu diberdayakan secara sistematis, berkelanjutan, dan terencana untuk meningkatkan fungsi pokok dan memperkokoh eksistensinya. Pengejawantahannya tentu tidaklah mudah. Perlu kerja keras dan kesinambungan pembinaan yang menyeluruh, baik di tingkat atas maupun bawah. Perlu kesediaan dan pengorbanan bagi para gubernur, wali kota, bupati di seluruh daerah untuk berperan aktif mengembangkan Gerakan Pramuka.
Revitalisasi juga bukan sekadar mengaktifkan kembali unit-unit dan Saka (Satuan Karya Pramuka), tetapi juga dibutuhkan kepiawaian para pembina dalam meracik kemasan kegiatan Pramuka supaya lebih bervariasi. Bentuknya bisa apa saja, disesuaikan dengan minat dan aspirasi kaum muda saat ini serta up to date sehingga mengundang sekaligus menggugah kaum muda untuk kembali menggandrungi kegiatan Pramuka.
Semoga dengan kerja keras semua pihak, Gerakan Pramuka yang bertujuan membentuk kaum muda yang berkepribadian, bertanggung jawab, terampil, dan bertakwa bisa kembali berkibar di tanah air tercinta ini. (Yudi Noorachman)***
sumber: pikiran rakyat (15/06/2007)
Muhammad Yunus, Ternyata Pandu Sejati
SOSOKNYA mencuri perhatian dunia saat Komite Nobel di Oslo, Norwegia, menobatkannya menjadi peraih Nobel Perdamaian 2006. Sebelumnya, media lebih banyak menyebut mantan Presiden Finlandia Martti Ahtisaari, mediator perdamaian yang juga mantan Menlu Australia Gareth Evans, bahkan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono yang bakal menyabet Nobel Perdamaian 2006. Ya, pilihan ternyata jatuh kepada Muhammad Yunus, seorang doktor ekonomi asal Bangladesh.
Muhammad Yunus dinilai mempunyai kontribusi besar terhadap perbaikan ekonomi rakyat Bangladesh, terutama bagi kaum perempuan untuk lepas dari kungkungan kemiskinan. Konsep brilian kredit mikro yang diciptakannya, ibarat resep jitu yang membawa pencerahan bagi masyarakat Bangladesh, terutama kaum perempuan untuk hidup lebih layak.
Keinginan menghapus kemiskinan dibarengi solidaritasnya yang tinggi diwujudkannya dengan mendirikan Grameen Bank Prakalpa pada tahun 1976 di Jobra Bangladesh. Grameen Bank dengan karakteristik uniknya hanya menjaring nasabah kaum miskin yang tidak mempunyai lahan dan lebih memprioritaskan kaum perempuan. Grameen Bank meminjamkan uang kepada nasabah untuk dijadikan modal usaha kecil-kecilan, tanpa jaminan.
Lahir di Chittagong Bangladesh, 28 Juni 1940 dari keluarga cukup berada, Yunus kecil tumbuh menjadi anak pintar. Sifat tenggang rasa, solidaritas yang tinggi terhadap sesama dalam diri Yunus terasah dalam gerakan kepanduan yang diikutinya di sekolah. Ya, Yunus merupakan anggota gerakan kepanduan!
Seperti ditulis Yayasan Ramon Magsaysay Filipina yang juga memberikan penghargaan pada tahun 1984, dalam situs www.rmaf.org.ph, Yunus menyelesaikan pendidikan menengahnya di sekolah elite Middle English School, di Chittagong.
Di sekolah, selain kerap menjadi juara kelas, Yunus aktif berorganisasi kepanduan yang membawanya melanglang ke penjuru dunia. Tahun 1952, ia bersama 24 orang temannya terpilih untuk berpartisipasi dalam jambore kepanduan se-Pakistan. Tiga tahun kemudian, berkat kecakapannya dalam organisasi kepanduan, Yunus terpilih bersama dua anggota kepanduan dari Pakistan Timur bergabung dengan 25 anggota kepanduan dari Pakistan Barat menjajal ajang Jambore Sedunia di Kanada. Muhammad Yunus bersama rekannya terbang ke New York Amerika Serikat dan meneruskan perjalanan ke Niagara, Ontario Kanada.
Banyak hal penting yang dipetik dari ajang Jambore Sedunia ini. Yunus berkesimpulan, sifat kemanusiaan di setiap negara ternyata mempunyai kesamaan. Di jambore, semua peserta berbaur bersama, bermain bersama, tanpa membedakan latar belakang dan asal asul.
Setelah jambore usai, sebelum memutuskan pulang, selama enam bulan Yunus dan rekan-rekannya melakukan tur ke berbagai kota dan negara. Setelah Washington dan New York, mereka sempat singgah di Inggris dan beberapa negara di Eropa seperti Jerman dan Yugoslavia. Yunus bersama dua orang rekannya kemudian berkunjung ke negara-negara Timur Tengah seperti Irak dan melanjutkan perjalanan ke Karachi Pakistan. Yunus sendiri sebelum pulang ke Chittagong sempat berkunjung ke New Delhi, Bombay, dan Calcutta di India.
Di setiap kota yang dilalui, mereka selalu berkunjung ke sanggar-sanggar kepanduan. Kadang, mereka diterima oleh pihak pemerintahan setempat dan diperlakukan layaknya tamu kehormatan. Sungguh perjalanan panjang penuh tantangan yang membentuk Yunus menjadi mandiri.
Tahun 1958, Yunus kembali hadir di perhelatan Jambore Sedunia di Filipina dan Jambore se-Jepang. Selama di Asia, ia juga sempat berkunjung ke Rangoon, Bangkok, Saigon, dan Hong Kong. Sempat kuliah di Universitas Dhaka tahun 1957, Yunus kemudian terbang ke Amerika Serikat berkat beasiswa dari Universitas Vanderbilt, Nashville, Tennessee, Amerika Serikat. Muhammad Yunus meraih gelar doktor pada tahun 1970.
Nobel Perdamaian semakin memperpanjang daftar penghargaan yang telah diraih Yunus sebelumnya. Perdamaian tak selalu harus dipandang sempit, damai tanpa ada konflik senjata. Perdamaian juga bisa terwujud lewat perbaikan struktur ekonomi dan turunnya angka kemiskinan dan pengangguran. (Yudi Noorachman)***
sumber: pikiran rakyat (09/02/2007)
Muhammad Yunus dinilai mempunyai kontribusi besar terhadap perbaikan ekonomi rakyat Bangladesh, terutama bagi kaum perempuan untuk lepas dari kungkungan kemiskinan. Konsep brilian kredit mikro yang diciptakannya, ibarat resep jitu yang membawa pencerahan bagi masyarakat Bangladesh, terutama kaum perempuan untuk hidup lebih layak.
Keinginan menghapus kemiskinan dibarengi solidaritasnya yang tinggi diwujudkannya dengan mendirikan Grameen Bank Prakalpa pada tahun 1976 di Jobra Bangladesh. Grameen Bank dengan karakteristik uniknya hanya menjaring nasabah kaum miskin yang tidak mempunyai lahan dan lebih memprioritaskan kaum perempuan. Grameen Bank meminjamkan uang kepada nasabah untuk dijadikan modal usaha kecil-kecilan, tanpa jaminan.
Lahir di Chittagong Bangladesh, 28 Juni 1940 dari keluarga cukup berada, Yunus kecil tumbuh menjadi anak pintar. Sifat tenggang rasa, solidaritas yang tinggi terhadap sesama dalam diri Yunus terasah dalam gerakan kepanduan yang diikutinya di sekolah. Ya, Yunus merupakan anggota gerakan kepanduan!
Seperti ditulis Yayasan Ramon Magsaysay Filipina yang juga memberikan penghargaan pada tahun 1984, dalam situs www.rmaf.org.ph, Yunus menyelesaikan pendidikan menengahnya di sekolah elite Middle English School, di Chittagong.
Di sekolah, selain kerap menjadi juara kelas, Yunus aktif berorganisasi kepanduan yang membawanya melanglang ke penjuru dunia. Tahun 1952, ia bersama 24 orang temannya terpilih untuk berpartisipasi dalam jambore kepanduan se-Pakistan. Tiga tahun kemudian, berkat kecakapannya dalam organisasi kepanduan, Yunus terpilih bersama dua anggota kepanduan dari Pakistan Timur bergabung dengan 25 anggota kepanduan dari Pakistan Barat menjajal ajang Jambore Sedunia di Kanada. Muhammad Yunus bersama rekannya terbang ke New York Amerika Serikat dan meneruskan perjalanan ke Niagara, Ontario Kanada.
Banyak hal penting yang dipetik dari ajang Jambore Sedunia ini. Yunus berkesimpulan, sifat kemanusiaan di setiap negara ternyata mempunyai kesamaan. Di jambore, semua peserta berbaur bersama, bermain bersama, tanpa membedakan latar belakang dan asal asul.
Setelah jambore usai, sebelum memutuskan pulang, selama enam bulan Yunus dan rekan-rekannya melakukan tur ke berbagai kota dan negara. Setelah Washington dan New York, mereka sempat singgah di Inggris dan beberapa negara di Eropa seperti Jerman dan Yugoslavia. Yunus bersama dua orang rekannya kemudian berkunjung ke negara-negara Timur Tengah seperti Irak dan melanjutkan perjalanan ke Karachi Pakistan. Yunus sendiri sebelum pulang ke Chittagong sempat berkunjung ke New Delhi, Bombay, dan Calcutta di India.
Di setiap kota yang dilalui, mereka selalu berkunjung ke sanggar-sanggar kepanduan. Kadang, mereka diterima oleh pihak pemerintahan setempat dan diperlakukan layaknya tamu kehormatan. Sungguh perjalanan panjang penuh tantangan yang membentuk Yunus menjadi mandiri.
Tahun 1958, Yunus kembali hadir di perhelatan Jambore Sedunia di Filipina dan Jambore se-Jepang. Selama di Asia, ia juga sempat berkunjung ke Rangoon, Bangkok, Saigon, dan Hong Kong. Sempat kuliah di Universitas Dhaka tahun 1957, Yunus kemudian terbang ke Amerika Serikat berkat beasiswa dari Universitas Vanderbilt, Nashville, Tennessee, Amerika Serikat. Muhammad Yunus meraih gelar doktor pada tahun 1970.
Nobel Perdamaian semakin memperpanjang daftar penghargaan yang telah diraih Yunus sebelumnya. Perdamaian tak selalu harus dipandang sempit, damai tanpa ada konflik senjata. Perdamaian juga bisa terwujud lewat perbaikan struktur ekonomi dan turunnya angka kemiskinan dan pengangguran. (Yudi Noorachman)***
sumber: pikiran rakyat (09/02/2007)
Mohamed Jaisham, Pandu Gagah Berani dari Maladewa
Mungkin Baden-Powell tak akan menyangka, organisasi yang didirikannya lebih dari seratus tahun lalu ini bakal eksis hingga saat ini dan menghasilkan orang-orang berjiwa besar dan sukses. Berbagai bentuk kegiatan dalam kepanduan yang bertujuan membina dan membentuk karakter generasi muda, menjadi daya tarik luar biasa bagi siapa pun yang menekuninya. Sebagai wadah penyaluran minat, bakat, serta berisi kegiatan yang positif dan konstruktif, kepanduan bisa dijadikan sebagai modal dasar bagi generasi muda menjadi mandiri, berani, dan bertanggung jawab. Hasilnya, terbukti sampai saat ini gerakan kepanduan sukses melahirkan manusia-manusia berkualitas dan menjadi pemimpin yang mumpuni.
Banyak kisah menarik sekaligus heroik seputar orang sukses yang semasa mudanya menggeluti gerakan kepanduan yang bisa kita ambil hikmahnya. Seperti, kisah Muhammad Yunus dari Bangladesh (peraih Nobel Perdamaian 2006) yang saat kecil bersama 25 anggota kepanduan negaranya berpetualang melanglang ke penjuru dunia melakukan tur ke berbagai kota dan negara seusai mengikuti Jambore Sedunia di Kanada.
Kisah heroik lain yang masih hangat diperbincangkan dan menjadi perhatian dunia baru-baru ini datang dari Republik Maldives atau orang Indonesia menyebutnya Maladewa. Negeri indah yang terdiri atas gugusan kepulauan dan terumbu karang di Lautan Hindia, selatan Pulau Lakshadweep India ini dibuat geger dengan insiden penyerangan terhadap Presiden Maladewa, Maumoon Abdul Gayoom, Selasa, 8 Januari 2008. Beruntung, penyerangan ini bisa digagalkan dan Presiden Maumoon selamat tanpa terluka sedikit pun. Lalu, siapakah yang menjadi dewa penyelamat bagi Presiden Maumoon saat kejadian tersebut? Ya, dialah anak berumur 15 tahun bernama Mohamed Jaisham Ibrahim, seorang anggota kepanduan Maladewa yang dengan gagah berani menyelamatkan nyawa sang presiden.
Kronologi kejadiannya benar-benar mirip adegan film laga. Menteri Penerangan Republik Maladewa Mohamed Nasheed, dalam keterangan resminya mengatakan, saat itu Presiden Maumoon sedang berkunjung ke Pulau Hoarafushi, pulau yang terletak di sebelah utara Maladewa. Saat Presiden Maumoon sedang menyalami orang-orang di sekitarnya, tiba-tiba seorang laki-laki berusia 20 tahunan menyeruak di antara kerumunan mengeluarkan pisau dan hendak menikamkannya ke arah perut Presiden Maumoon. Saat itulah, Mohamed Jaisham yang hadir dan berada dekat Presiden Maumoon dengan refleks menerjang penyerang tersebut dan terlibat pergumulan seru. Dalam pergulatan itu, tangan Mohamed Jaisham terluka cukup serius karena ia berusaha merampas pisau si penyerang. Adegan tersebut berakhir setelah para penjaga Presiden Maumoon turun tangan dan menangkap si penyerang. Saat kejadian, Mohamed Jaisham mengenakan seragam kepanduan Maladewa warna hijau lengkap dengan segala atributnya.
Karena luka yang cukup serius, akhirnya Mohamed Jaisham dilarikan ke rumah sakit. Tindakan ”nekat” Mohamed Jaisham perlu diacungi jempol. Ia rela berkorban demi menyelamatkan orang lain walaupun keselamatan dirinya juga terancam. Sekarang, nama Mohamed Jaisham begitu populer di seantero Maladewa maupun dunia.
Sebagai bentuk penghargaan, Presiden Maumoon yang juga menjabat sebagai Ketua Kepanduan Maladewa menganugerahkan The Gallantry Gold Award (medali khusus bagi anggota kepanduan, baik perseorangan maupun kelompok yang telah berkorban untuk masalah kemanusiaan). Dalam sambutan pada upacara penyerahan medali, Rabu (23/1), di Sekolah Ghiyaasuddin, Presiden Maumoon mengatakan, gerakan kepanduan dan seluruh warga Maladewa patut berbangga terhadap Mohamed Jaisham. Presiden Maumoon juga menambahkan, keberanian yang dimiliki Mohamed Jaisham tak terlepas dari efektifnya latihan keterampilan yang dijalani Jaisham selama mengikuti gerakan kepanduan. (Yudi Noorachman/dari berbagai sumber)***
sumber: pikiran rakyat (15/02/2008)
Banyak kisah menarik sekaligus heroik seputar orang sukses yang semasa mudanya menggeluti gerakan kepanduan yang bisa kita ambil hikmahnya. Seperti, kisah Muhammad Yunus dari Bangladesh (peraih Nobel Perdamaian 2006) yang saat kecil bersama 25 anggota kepanduan negaranya berpetualang melanglang ke penjuru dunia melakukan tur ke berbagai kota dan negara seusai mengikuti Jambore Sedunia di Kanada.
Kisah heroik lain yang masih hangat diperbincangkan dan menjadi perhatian dunia baru-baru ini datang dari Republik Maldives atau orang Indonesia menyebutnya Maladewa. Negeri indah yang terdiri atas gugusan kepulauan dan terumbu karang di Lautan Hindia, selatan Pulau Lakshadweep India ini dibuat geger dengan insiden penyerangan terhadap Presiden Maladewa, Maumoon Abdul Gayoom, Selasa, 8 Januari 2008. Beruntung, penyerangan ini bisa digagalkan dan Presiden Maumoon selamat tanpa terluka sedikit pun. Lalu, siapakah yang menjadi dewa penyelamat bagi Presiden Maumoon saat kejadian tersebut? Ya, dialah anak berumur 15 tahun bernama Mohamed Jaisham Ibrahim, seorang anggota kepanduan Maladewa yang dengan gagah berani menyelamatkan nyawa sang presiden.
Kronologi kejadiannya benar-benar mirip adegan film laga. Menteri Penerangan Republik Maladewa Mohamed Nasheed, dalam keterangan resminya mengatakan, saat itu Presiden Maumoon sedang berkunjung ke Pulau Hoarafushi, pulau yang terletak di sebelah utara Maladewa. Saat Presiden Maumoon sedang menyalami orang-orang di sekitarnya, tiba-tiba seorang laki-laki berusia 20 tahunan menyeruak di antara kerumunan mengeluarkan pisau dan hendak menikamkannya ke arah perut Presiden Maumoon. Saat itulah, Mohamed Jaisham yang hadir dan berada dekat Presiden Maumoon dengan refleks menerjang penyerang tersebut dan terlibat pergumulan seru. Dalam pergulatan itu, tangan Mohamed Jaisham terluka cukup serius karena ia berusaha merampas pisau si penyerang. Adegan tersebut berakhir setelah para penjaga Presiden Maumoon turun tangan dan menangkap si penyerang. Saat kejadian, Mohamed Jaisham mengenakan seragam kepanduan Maladewa warna hijau lengkap dengan segala atributnya.
Karena luka yang cukup serius, akhirnya Mohamed Jaisham dilarikan ke rumah sakit. Tindakan ”nekat” Mohamed Jaisham perlu diacungi jempol. Ia rela berkorban demi menyelamatkan orang lain walaupun keselamatan dirinya juga terancam. Sekarang, nama Mohamed Jaisham begitu populer di seantero Maladewa maupun dunia.
Sebagai bentuk penghargaan, Presiden Maumoon yang juga menjabat sebagai Ketua Kepanduan Maladewa menganugerahkan The Gallantry Gold Award (medali khusus bagi anggota kepanduan, baik perseorangan maupun kelompok yang telah berkorban untuk masalah kemanusiaan). Dalam sambutan pada upacara penyerahan medali, Rabu (23/1), di Sekolah Ghiyaasuddin, Presiden Maumoon mengatakan, gerakan kepanduan dan seluruh warga Maladewa patut berbangga terhadap Mohamed Jaisham. Presiden Maumoon juga menambahkan, keberanian yang dimiliki Mohamed Jaisham tak terlepas dari efektifnya latihan keterampilan yang dijalani Jaisham selama mengikuti gerakan kepanduan. (Yudi Noorachman/dari berbagai sumber)***
sumber: pikiran rakyat (15/02/2008)
Merevitalisasi Satuan Karya Pramuka (Saka)
REVITALISASI Gerakan Pramuka secara substansi bertujuan untuk mengembalikan organisasi ini kembali dicintai dan diminati generasi muda. Selain itu, revitalisasi mengukuhkan kembali Gerakan Pramuka sebagai lembaga pendidikan kader bangsa yang dapat diandalkan mencetak generasi muda yang berkepribadian, berbudi pekerti luhur, cerdas, dan terampil, serta bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dukungan penuh dari Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono selaku Ketua Mabinas Gerakan Pramuka telah diserukan. Tinggal peran optimal dari seluruh jajaran Gerakan Pramuka untuk mengimplementasikannya sesuai kemampuan yang ada.
Revitalisasi di sini juga bukan membentuk organisasi baru, namun membenahi sekaligus menyempurnakan organisasi dan bagian-bagiannya yang sudah ada dengan inovasi-inovasi segar yang disesuaikan dengan perkembangan lingkungan yang dinamis. Salah satunya adalah pengembangan Satuan Karya Pramuka (Saka).
Seperti dilansir situs www.pramuka.or.id, baru-baru ini dalam pertemuan yang membahas koordinasi pimpinan Satuan Karya Pramuka yang dihadiri perwakilan ketujuh Saka, di Jakarta, Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Prof. Dr. H. Azrul Azwar, M.P.H., mengungkapkan, sejalan dengan revitalisasi Gerakan Pramuka, mengingat perannya yang sangat penting, pembinaan kesakaan perlu dibangkitkan kembali. Hal itu dilakukan dengan pembinaan yang sistematis, berkelanjutan, dan terencana, sehingga menggugah generasi muda kembali aktif dalam Gerakan Pramuka.
Seperti termaktub dalam Surat Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 032 Tahun 1989 tentang Petunjuk Penyelenggaraan Satuan Karya Pramuka BAB II, Satuan Karya Pramuka (Saka), merupakan wadah pendidikan kepramukaan guna menyalurkan minat, mengembangkan bakat dan meningkatkan pengetahuan, kemampuan, keterampilan, dan pengalaman para Pramuka dalam berbagai bidang kejuruan. Dengan aktif di kesakaan, anggota Pramuka diharapkan bisa meningkatkan motivasinya untuk melaksanakan kegiatan nyata dan produktif sehingga dapat memberi bekal bagi kehidupannya sendiri maupun bekal pengabdian kepada masyarakat, bangsa, dan negara.
Saat ini ada tujuh Saka yang membidangi bidang tertentu. Ketujuh Satuan Karya Pramuka itu ialah Saka Bahari, Saka Bakti Husada, Saka Bhayangkara, Saka Dirgantara, Saka Kencana, Saka Tarunabumi, dan Saka Wanabakti.
Saka Bahari merupakan wadah bagi Pramuka yang berminat dengan kegiatan kebaharian. Kegiatan yang sangat potensial dalam rangka menanamkan rasa cinta dan menumbuhkan sikap hidup yang berorientasi kebaharian. Pembinaan Saka Bahari biasanya bekerja sama dengan TNI AL dan Departemen Pariwisata. Sementara itu, Saka Bakti Husada diresmikan 17 Juli 1985 dengan tujuan sebagai wadah bagi Pramuka untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dalam bidang kesehatan. Pembinaan Saka ini bekerja sama dengan Departemen Kesehatan, PMI, dan rumah sakit. Bagi anggota Pramuka yang ingin meningkatkan pengetahuan dan keterampilan praktis dalam bidang keamanan dan ketertiban masyarakat bisa bergabung dengan Saka Bhayangkara. Saka Bhayangkara merupakan yang terbesar dan paling berkembang di Indonesia dan biasanya bekerja sama dengan Polri. Bagi yang berminat dan mempunyai keahlian di bidang kedirgantaraan, Saka Dirgantara bisa dijadikan sebagai tempat mengasah sekaligus menambah pengetahuan. Sedangkan Saka Kencana, Saka Tarunabumi, dan Saka Wanabakti merupakan tempat menyalurkan minta anggota Pramuka di bidang Keluarga Berencana, pertanian, dan kehutanan.
Setiap Saka mempunyai satuan kecil yang disebut krida, yang lebih mengkhususkan dalam bidang tertentu dalam sebuah Saka. Saka dengan berbagai bidang yang ada di dalamnya sebenarnya bisa dijadikan aset potensial untuk kembali menarik minat generasi muda kembali menggeluti Gerakan Pramuka. Dengan pembinaan yang serius dari seluruh jajaran, penyediaan sarana dan prasarana penunjang yang memadai, pengemasan kegiatan yang menarik, dan dukungan dari lembaga terkait yang menjadi pembina, bukan mustahil revitalisasi Saka dapat terlaksana dengan baik sehingga Gerakan Pramuka kembali membahana di bumi tercinta ini. (Yudi Noorachman)***
sumber: piiran rakyat (20/07/2007)
Revitalisasi di sini juga bukan membentuk organisasi baru, namun membenahi sekaligus menyempurnakan organisasi dan bagian-bagiannya yang sudah ada dengan inovasi-inovasi segar yang disesuaikan dengan perkembangan lingkungan yang dinamis. Salah satunya adalah pengembangan Satuan Karya Pramuka (Saka).
Seperti dilansir situs www.pramuka.or.id, baru-baru ini dalam pertemuan yang membahas koordinasi pimpinan Satuan Karya Pramuka yang dihadiri perwakilan ketujuh Saka, di Jakarta, Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Prof. Dr. H. Azrul Azwar, M.P.H., mengungkapkan, sejalan dengan revitalisasi Gerakan Pramuka, mengingat perannya yang sangat penting, pembinaan kesakaan perlu dibangkitkan kembali. Hal itu dilakukan dengan pembinaan yang sistematis, berkelanjutan, dan terencana, sehingga menggugah generasi muda kembali aktif dalam Gerakan Pramuka.
Seperti termaktub dalam Surat Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 032 Tahun 1989 tentang Petunjuk Penyelenggaraan Satuan Karya Pramuka BAB II, Satuan Karya Pramuka (Saka), merupakan wadah pendidikan kepramukaan guna menyalurkan minat, mengembangkan bakat dan meningkatkan pengetahuan, kemampuan, keterampilan, dan pengalaman para Pramuka dalam berbagai bidang kejuruan. Dengan aktif di kesakaan, anggota Pramuka diharapkan bisa meningkatkan motivasinya untuk melaksanakan kegiatan nyata dan produktif sehingga dapat memberi bekal bagi kehidupannya sendiri maupun bekal pengabdian kepada masyarakat, bangsa, dan negara.
Saat ini ada tujuh Saka yang membidangi bidang tertentu. Ketujuh Satuan Karya Pramuka itu ialah Saka Bahari, Saka Bakti Husada, Saka Bhayangkara, Saka Dirgantara, Saka Kencana, Saka Tarunabumi, dan Saka Wanabakti.
Saka Bahari merupakan wadah bagi Pramuka yang berminat dengan kegiatan kebaharian. Kegiatan yang sangat potensial dalam rangka menanamkan rasa cinta dan menumbuhkan sikap hidup yang berorientasi kebaharian. Pembinaan Saka Bahari biasanya bekerja sama dengan TNI AL dan Departemen Pariwisata. Sementara itu, Saka Bakti Husada diresmikan 17 Juli 1985 dengan tujuan sebagai wadah bagi Pramuka untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dalam bidang kesehatan. Pembinaan Saka ini bekerja sama dengan Departemen Kesehatan, PMI, dan rumah sakit. Bagi anggota Pramuka yang ingin meningkatkan pengetahuan dan keterampilan praktis dalam bidang keamanan dan ketertiban masyarakat bisa bergabung dengan Saka Bhayangkara. Saka Bhayangkara merupakan yang terbesar dan paling berkembang di Indonesia dan biasanya bekerja sama dengan Polri. Bagi yang berminat dan mempunyai keahlian di bidang kedirgantaraan, Saka Dirgantara bisa dijadikan sebagai tempat mengasah sekaligus menambah pengetahuan. Sedangkan Saka Kencana, Saka Tarunabumi, dan Saka Wanabakti merupakan tempat menyalurkan minta anggota Pramuka di bidang Keluarga Berencana, pertanian, dan kehutanan.
Setiap Saka mempunyai satuan kecil yang disebut krida, yang lebih mengkhususkan dalam bidang tertentu dalam sebuah Saka. Saka dengan berbagai bidang yang ada di dalamnya sebenarnya bisa dijadikan aset potensial untuk kembali menarik minat generasi muda kembali menggeluti Gerakan Pramuka. Dengan pembinaan yang serius dari seluruh jajaran, penyediaan sarana dan prasarana penunjang yang memadai, pengemasan kegiatan yang menarik, dan dukungan dari lembaga terkait yang menjadi pembina, bukan mustahil revitalisasi Saka dapat terlaksana dengan baik sehingga Gerakan Pramuka kembali membahana di bumi tercinta ini. (Yudi Noorachman)***
sumber: piiran rakyat (20/07/2007)
Mengenal Lebih Dekat Agnes Baden-Powell
Walaupun pada awal berdirinya gerakan kepanduan hanya difokuskan untuk anak laki-laki, sebenarnya para remaja putri menunjukkan mi nat yang besar untuk bergabung. Memang, saat itu pandangan masyarakat masih kolot. Di zaman seorang remaja putri selalu mengenakan rok panjang semata kaki dan tak pernah berlari, ide mengikutsertakan mereka dalam kegiatan berkemah dan aktivitas outdoor lainnya dianggap hal konyol yang melanggar norma sosial.
Hal tersebut tidak menyurutkan minat remaja putri saat itu untuk bergabung dengan gerakan kepanduan. Dalam pertemuan pertama anggota kepanduan di Crystal Palace, London, Inggris, tahun 1909, sekelompok remaja putri hadir. Mereka merepresentasikan ratusan remaja putri lainnya dan bersikeras untuk menjadi bagian dari kepanduan dengan menamakan diri Girl Scouts.
Setelah Bapak Kepanduan Robert Baden-Powell mengakomodasi keinginan tersebut, kepanduan putri (Girl Guides) akhirnya resmi berdiri tahun 1910. Orang yang sangat berjasa mengembangkan gerakan kepanduan putri ialah Agnes Smyth Baden-Powell. Agnes pulalah yang dipercaya Robert Baden-Powell sebagai orang pertama yang menangani gerakan kepanduan putri. Lewat kerja keras Agnes dalam mengembangkan gerakan kepanduan putri, sampai April 1910 saja, sudah 6.000 remaja putri di Inggris yang tercatat menjadi anggota Girl Guides.
Agnes Smyth Powell lahir 16 Desember 1858. Ia merupakan anak kesembilan dari sepuluh bersaudara. Ia merupakan adik langsung dari Robert Baden-Powell (anak kedelapan). Ibunya, Henrietta Grace Smyth merupakan istri ketiga dari pendeta H.G. Baden Powell (dua istri sebelumnya meninggal dunia). Selain sebagai pendeta, ayah Agnes, H.G. Baden-Powell juga merupakan seorang Profesor Savilian (istilah khusus profesor di bidang matematika di Universitas Oxford Inggris) yang mengajar geometri di Universitas Oxford. Saat Agnes berusia 2 tahun dan Robert 3 tahun, sang ayah meninggal dunia. Ia dan kakak-kakaknya serta adiknya dibesarkan oleh Henrietta, seorang ibu yang mempunyai keteguhan hati mendidik anaknya untuk sukses. Tak salah jika Robert Baden-Powell pada tahun 1933 pernah berkata, "Semua rahasia keberhasilan saya adalah ibu saya."
Agnes kecil tumbuh menjadi seorang yang terampil. Pengaruh dan bakat ibunya dalam bermain musik melekat erat dalam diri Agnes. Tak heran sejak kecil Agnes sudah piawai memainkan beberapa alat musik, seperti piano, organ, dan violin.
Seperti ibunya, Agnes tumbuh menjadi seorang wanita yang mempunyai seabrek minat dan serbaingin tahu terhadap sesuatu. Berbagai hal ia pelajari, mulai dari bahasa (ia menguasai 11 bahasa), ilmu astronomi, sains, ilmu botani dan zoologi. Ia pun bisa menjahit dan membuat kerajinan dari bahan logam. Sebagai anak perempuan, Agnes mahir memasak dan mengurus rumah. Kemampuannya sebagai perawat juga tak diragukan. Selain itu, ia sangat sayang terhadap binatang. Agnes memelihara burung, mengoleksi kupu-kupu, dan beternak lebah di rumahnya. Agnes juga berbakat dalam menulis. Tak puas dengan apa yang dikerjakannya, pada tahun 1908, Agnes mulai tertarik dengan apa yang dilakukan kakaknya, Robert Baden-Powell, dengan mengikuti gerakan kepanduan.
Setelah terbentuk kepanduan putri (Girl Guides) tahun 1910, Agnes bersama beberapa temannya membentuk kepengurusan Girl Guides. Dalam pertemuan itu Agnes dipilih menjadi presiden kepanduan putri yang pertama. Agnes memutuskan mengundurkan diri dari jabatan Presiden Kepanduan Putri Inggris pada tahun 1917. (Yudi Noorachman/berbagai sumber)***
sumber: pikiran rakyat (11/01/2008)
Hal tersebut tidak menyurutkan minat remaja putri saat itu untuk bergabung dengan gerakan kepanduan. Dalam pertemuan pertama anggota kepanduan di Crystal Palace, London, Inggris, tahun 1909, sekelompok remaja putri hadir. Mereka merepresentasikan ratusan remaja putri lainnya dan bersikeras untuk menjadi bagian dari kepanduan dengan menamakan diri Girl Scouts.
Setelah Bapak Kepanduan Robert Baden-Powell mengakomodasi keinginan tersebut, kepanduan putri (Girl Guides) akhirnya resmi berdiri tahun 1910. Orang yang sangat berjasa mengembangkan gerakan kepanduan putri ialah Agnes Smyth Baden-Powell. Agnes pulalah yang dipercaya Robert Baden-Powell sebagai orang pertama yang menangani gerakan kepanduan putri. Lewat kerja keras Agnes dalam mengembangkan gerakan kepanduan putri, sampai April 1910 saja, sudah 6.000 remaja putri di Inggris yang tercatat menjadi anggota Girl Guides.
Agnes Smyth Powell lahir 16 Desember 1858. Ia merupakan anak kesembilan dari sepuluh bersaudara. Ia merupakan adik langsung dari Robert Baden-Powell (anak kedelapan). Ibunya, Henrietta Grace Smyth merupakan istri ketiga dari pendeta H.G. Baden Powell (dua istri sebelumnya meninggal dunia). Selain sebagai pendeta, ayah Agnes, H.G. Baden-Powell juga merupakan seorang Profesor Savilian (istilah khusus profesor di bidang matematika di Universitas Oxford Inggris) yang mengajar geometri di Universitas Oxford. Saat Agnes berusia 2 tahun dan Robert 3 tahun, sang ayah meninggal dunia. Ia dan kakak-kakaknya serta adiknya dibesarkan oleh Henrietta, seorang ibu yang mempunyai keteguhan hati mendidik anaknya untuk sukses. Tak salah jika Robert Baden-Powell pada tahun 1933 pernah berkata, "Semua rahasia keberhasilan saya adalah ibu saya."
Agnes kecil tumbuh menjadi seorang yang terampil. Pengaruh dan bakat ibunya dalam bermain musik melekat erat dalam diri Agnes. Tak heran sejak kecil Agnes sudah piawai memainkan beberapa alat musik, seperti piano, organ, dan violin.
Seperti ibunya, Agnes tumbuh menjadi seorang wanita yang mempunyai seabrek minat dan serbaingin tahu terhadap sesuatu. Berbagai hal ia pelajari, mulai dari bahasa (ia menguasai 11 bahasa), ilmu astronomi, sains, ilmu botani dan zoologi. Ia pun bisa menjahit dan membuat kerajinan dari bahan logam. Sebagai anak perempuan, Agnes mahir memasak dan mengurus rumah. Kemampuannya sebagai perawat juga tak diragukan. Selain itu, ia sangat sayang terhadap binatang. Agnes memelihara burung, mengoleksi kupu-kupu, dan beternak lebah di rumahnya. Agnes juga berbakat dalam menulis. Tak puas dengan apa yang dikerjakannya, pada tahun 1908, Agnes mulai tertarik dengan apa yang dilakukan kakaknya, Robert Baden-Powell, dengan mengikuti gerakan kepanduan.
Setelah terbentuk kepanduan putri (Girl Guides) tahun 1910, Agnes bersama beberapa temannya membentuk kepengurusan Girl Guides. Dalam pertemuan itu Agnes dipilih menjadi presiden kepanduan putri yang pertama. Agnes memutuskan mengundurkan diri dari jabatan Presiden Kepanduan Putri Inggris pada tahun 1917. (Yudi Noorachman/berbagai sumber)***
sumber: pikiran rakyat (11/01/2008)
Mengenal Lambang Pramuka, Tunas Kelapa
PRAJA Muda Karana mengandung arti orang muda yang suka berkarya. Barisan pemuda yang penuh dedikasi, tangguh, mandiri, memiliki keterampilan hidup (life skills) tinggi yang bisa berguna, baik untuk dirinya sendiri maupun orang lain. Kumpulan tunas bangsa yang mempunyai watak dan budi pekerti luhur, yang bisa dijadikan tulang punggung pembangunan bangsa. Generasi muda yang diharapkan tumbuh menjadi generasi multiguna layaknya pohon nyiur yang tunasnya dijadikan lambang gerakan ini.
Dalam lambang siluet tunas kelapa terkandung arti simbolik yang penting, berisi esensi falsafah hidup tinggi yang dapat dijadikan pegangan oleh setiap anggota Gerakan Pramuka. Lambang siluet tunas kelapa diciptakan almarhum Soenardjo Atmodipuro, seorang pejabat tinggi di Departemen Pertanian yang juga aktif membina Pramuka. Tunas kelapa telah digunakan sejak tanggal 14 Agustus 1961 pada panji Gerakan Pendidikan Kepanduan Nasional Indonesia yang dianugerahkan kepada Gerakan Pramuka.
Seperti termaktub dalam Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 006/KN/72 Tahun 1972 tentang Lambang Gerakan Pramuka tertanggal 31 Januari 1972, terdapat enam uraian arti kiasan yang terkandung dalam lambang siluet tunas kelapa ini. Karena mempunyai arti simbolik penting, uraian tentang arti kiasan diatur sederhana supaya mudah dipahami dan diingat oleh anggota Pramuka yang sebagian besar generasi muda.
Arti kiasan lambang Gerakan Pramuka itu adalah, Pertama, buah nyiur dalam keadaan tumbuh dinamakan cikal dan istilah cikal bakal di Indonesia berarti penduduk asli yang pertama yang menurunkan generasi baru. Hal itu mempunyai arti bahwa setiap anggota Pramuka merupakan inti bagi kelangsungan hidup bangsa Indonesia.
Kedua, buah nyiur dapat bertahan lama dalam keadaan bagaimanapun juga. Maksudnya, setiap Pramuka adalah seorang yang mempunyai rohaniah dan jasmaniah sehat, kuat dan ulet serta mempunyai tekad besar dalam menghadapi segala tantangan dan ujian kehidupan untuk mengabdi kepada tanah air dan bangsa Indonesia.
Ketiga, nyiur dapat tumbuh di mana saja. Hal itu membuktikan besarnya daya upayanya dalam menyesuaikan diri dengan keadaan sekeliling. Kiasan ini memiliki makna bahwa setiap Pramuka dapat menyesuaikan diri dalam masyarakat di mana pun ia berada dan dalam keadaan bagaimanapun juga. Keempat, nyiur tumbuh menjulang lurus ke atas dan merupakan salah satu pohon tertinggi. Ini bermakna, setiap Pramuka mempunyai cita-cita yang tinggi, lurus, mulia, jujur, tetap tegak, dan tidak mudah diombang-ambing oleh sesuatu.
Kelima, akar nyiur yang tumbuh kuat dan erat di dalam tanah melambangkan tekad dan keyakinan setiap Pramuka. Dengan berpegang kepada dasar-dasar dan landasan-landasan yang baik, benar, kuat dan nyata, dapat digunakan untuk memperkuat diri guna menggapai cita-cita. Keenam, nyiur merupakan pohon yang serbaguna, dari ujung hingga akarnya. Maksudnya, setiap Pramuka adalah manusia yang berguna dan membaktikan diri kepada kepentingan tanah air, bangsa, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), serta kepada umat manusia.
Selanjutnya, penggunaan lambang Gerakan Pramuka sebagai lencana dan pemakaiannya dalam sistem tanda-tanda, bendera, papan nama, dan sebagainya, diatur dalam petunjuk-petunjuk penyelenggaraan. Lambang Gerakan Pramuka juga digunakan dalam bendera Gerakan Pramuka. Dalam bendera berbentuk segi empat panjang berwarna dasar putih, lambang Pramuka diletakkan di tengah-tengah dengan warna merah.
Makna simbolik yang penting yang terkandung dalam lambang Gerakan Pramuka seyogianya dipahami dan dihayati oleh setiap anggota Pramuka. Diharapkan, dengan pemahaman yang baik, uraian tersebut bukan semata menjadi kiasan, tetapi terpatri dalam sanubari dan direalisasikan dalam kehidupan setiap anggota Pramuka.
(Yudi Noorachman yudinoor_hd26@yahoo.com/berbagai sumber).
sumber: pikiran rakyat (29/06/2007)
Dalam lambang siluet tunas kelapa terkandung arti simbolik yang penting, berisi esensi falsafah hidup tinggi yang dapat dijadikan pegangan oleh setiap anggota Gerakan Pramuka. Lambang siluet tunas kelapa diciptakan almarhum Soenardjo Atmodipuro, seorang pejabat tinggi di Departemen Pertanian yang juga aktif membina Pramuka. Tunas kelapa telah digunakan sejak tanggal 14 Agustus 1961 pada panji Gerakan Pendidikan Kepanduan Nasional Indonesia yang dianugerahkan kepada Gerakan Pramuka.
Seperti termaktub dalam Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 006/KN/72 Tahun 1972 tentang Lambang Gerakan Pramuka tertanggal 31 Januari 1972, terdapat enam uraian arti kiasan yang terkandung dalam lambang siluet tunas kelapa ini. Karena mempunyai arti simbolik penting, uraian tentang arti kiasan diatur sederhana supaya mudah dipahami dan diingat oleh anggota Pramuka yang sebagian besar generasi muda.
Arti kiasan lambang Gerakan Pramuka itu adalah, Pertama, buah nyiur dalam keadaan tumbuh dinamakan cikal dan istilah cikal bakal di Indonesia berarti penduduk asli yang pertama yang menurunkan generasi baru. Hal itu mempunyai arti bahwa setiap anggota Pramuka merupakan inti bagi kelangsungan hidup bangsa Indonesia.
Kedua, buah nyiur dapat bertahan lama dalam keadaan bagaimanapun juga. Maksudnya, setiap Pramuka adalah seorang yang mempunyai rohaniah dan jasmaniah sehat, kuat dan ulet serta mempunyai tekad besar dalam menghadapi segala tantangan dan ujian kehidupan untuk mengabdi kepada tanah air dan bangsa Indonesia.
Ketiga, nyiur dapat tumbuh di mana saja. Hal itu membuktikan besarnya daya upayanya dalam menyesuaikan diri dengan keadaan sekeliling. Kiasan ini memiliki makna bahwa setiap Pramuka dapat menyesuaikan diri dalam masyarakat di mana pun ia berada dan dalam keadaan bagaimanapun juga. Keempat, nyiur tumbuh menjulang lurus ke atas dan merupakan salah satu pohon tertinggi. Ini bermakna, setiap Pramuka mempunyai cita-cita yang tinggi, lurus, mulia, jujur, tetap tegak, dan tidak mudah diombang-ambing oleh sesuatu.
Kelima, akar nyiur yang tumbuh kuat dan erat di dalam tanah melambangkan tekad dan keyakinan setiap Pramuka. Dengan berpegang kepada dasar-dasar dan landasan-landasan yang baik, benar, kuat dan nyata, dapat digunakan untuk memperkuat diri guna menggapai cita-cita. Keenam, nyiur merupakan pohon yang serbaguna, dari ujung hingga akarnya. Maksudnya, setiap Pramuka adalah manusia yang berguna dan membaktikan diri kepada kepentingan tanah air, bangsa, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), serta kepada umat manusia.
Selanjutnya, penggunaan lambang Gerakan Pramuka sebagai lencana dan pemakaiannya dalam sistem tanda-tanda, bendera, papan nama, dan sebagainya, diatur dalam petunjuk-petunjuk penyelenggaraan. Lambang Gerakan Pramuka juga digunakan dalam bendera Gerakan Pramuka. Dalam bendera berbentuk segi empat panjang berwarna dasar putih, lambang Pramuka diletakkan di tengah-tengah dengan warna merah.
Makna simbolik yang penting yang terkandung dalam lambang Gerakan Pramuka seyogianya dipahami dan dihayati oleh setiap anggota Pramuka. Diharapkan, dengan pemahaman yang baik, uraian tersebut bukan semata menjadi kiasan, tetapi terpatri dalam sanubari dan direalisasikan dalam kehidupan setiap anggota Pramuka.
(Yudi Noorachman yudinoor_hd26@yahoo.com/berbagai sumber).
sumber: pikiran rakyat (29/06/2007)
Langganan:
Postingan (Atom)