Sabtu, 01 November 2008

Gerakan Pramuka dan Perdamaian Dunia


Imagine no possessions
I wonder if you can
No need for greed or hunger
A brotherhood of man
Imagine all the people
Sharing all the world.

KHAYALAN tingkat tinggi John Lennon yang dituangkannya lewat syair lagu "Imagine" seakan mendeskripsikan betapa sulitnya merengkuh perdamaian di muka bumi ini. Peperangan, penindasan, kejahatan, dan bentuk kekerasan lainnya seolah sudah akrab menghiasi setiap sisi kehidupan manusia di berbagai belahan dunia ini.
Tak salah jika Robert Baden-Powell menggagas penyelenggaraan Jambore Pandu Sedunia untuk pertama kali pada tahun 1920 atas dasar ingin mempromosikan perdamaian internasional.
World Organization of the Scout Movement (WOSM) memberi perhatian lebih terhadap masalah ini. Tahun 2007 lalu, menyambut 100 tahun gerakan kepanduan, WOSM secara khusus meluncurkan program Gifts for Peace (Persembahan untuk Perdamaian). Projek bagi gerakan kepanduan nasional di seluruh dunia untuk selalu berkontribusi menggelorakan perdamaian. Gifts for Peace merupakan sebuah edukasi, pemahaman, toleransi, dan sikap saling menghormati yang dilakukan anggota kepanduan yang mengikuti projek ini terhadap anak-anak muda yang ada di sekitarnya dengan maksud menciptakan suasana hidup yang aman dan tenteram.
Program ini merupakan gagasan Raja Abdullah dari Arab Saudi pada 2001. Saat itu, ketika masih menjadi pangeran, ia mengajak seluruh pandu di dunia untuk selalu menjadi "pembawa misi perdamaian". Dalam pelaksanaannya, anggota kepanduan di seluruh dunia diharapkan ikut berperan aktif dalam berbagai kegiatan seperti penatalaksanaan suatu konflik tanpa kekerasan yang menyangkut resolusi konflik, pemecahan masalah, negosiasi, dan mediasi. Selain itu, juga ikut menangani masalah seperti dalam kasus rasisme, bullying, dan gender. Atau, ikut serta dalam upaya meningkatkan solidaritas seperti terhadap pengungsi, orang-orang tidak beruntung, maupun anak jalanan.
Seperti dimuat dalam www.scout.org, berbagai aktivitas telah dilaksanakan di berbagai negara. Pandu di Afrika bahu-membahu memberikan penyuluhan kepada warga, terutama anak mudanya untuk sadar akan bahaya HIV-AIDS. Di Mesir, anggota pandu ikut aktif dalam pemecahan masalah tenaga kerja di bawah umur. Pandu di Selandia Baru berperan aktif dalam penanganan kasus bunuh diri yang banyak dilakukan oleh kaum muda di sana. Pandu di Brasil membantu menangani permasalahan kekerasan yang sering terjadi di rumah dan jalanan. Sementara itu di Namibia, anggota kepanduan di sana ikut memerangi kekerasan dan perlakuan buruk terhadap perempuan dan anak-anak. Organisasi kepanduan Asia Pasifik pada tahun 2007 juga menggelar APR Rover Peace Baton, berupa estafet tongkat perdamaian ke negara-negara di Asia Pasifik. Setiap negara yang dilalui oleh tongkat perdamaian kepala negaranya wajib menuliskan pesan-pesan perdamaian.
Gerakan Pramuka di Indonesia mendukung penuh pelaksanaan program Gifts for Peace. Untuk tingkat nasional, dalam rangka berpartisipasi dalam program ini, Kwarnas mengadakan perkemahan selama 2 hari (86-8 Juli 2007) di Bumi Perkemahan Cibubur Jakarta. Yang menjadi pesertanya selain anggota Pramuka juga anak-anak jalanan yang ada di sekitar wilayah Jakarta. Dalam acara tersebut, anak-anak jalanan yang menjadi peserta diberi pelatihan dan pembekalan supaya mereka memiliki kehidupan yang lebih baik, seperti berwirausaha dan lain-lain. Kini, kurang lebih 10 juta anggota pandu di 110 negara telah ikut berpartisipasi menyukseskan program Gifts for Peace. (H. Dimayanti, pencinta Gerakan Pramuka)***www.scout.org
SEJUMLAH anak-anak anggota gerakan pramuka di Afrika melakukan kampanye perdamaian yang merupakan salah satu program ”Gifts for Peace” (Persembahan untuk Perdamaian).*
sumber: pikiran rakyat (23/05/2008)
foto:sumber worldnet.scout.org

Tidak ada komentar: