Sabtu, 01 November 2008

Mengenal Lambang Pramuka, Tunas Kelapa

PRAJA Muda Karana mengandung arti orang muda yang suka berkarya. Barisan pemuda yang penuh dedikasi, tangguh, mandiri, memiliki keterampilan hidup (life skills) tinggi yang bisa berguna, baik untuk dirinya sendiri maupun orang lain. Kumpulan tunas bangsa yang mempunyai watak dan budi pekerti luhur, yang bisa dijadikan tulang punggung pembangunan bangsa. Generasi muda yang diharapkan tumbuh menjadi generasi multiguna layaknya pohon nyiur yang tunasnya dijadikan lambang gerakan ini.
Dalam lambang siluet tunas kelapa terkandung arti simbolik yang penting, berisi esensi falsafah hidup tinggi yang dapat dijadikan pegangan oleh setiap anggota Gerakan Pramuka. Lambang siluet tunas kelapa diciptakan almarhum Soenardjo Atmodipuro, seorang pejabat tinggi di Departemen Pertanian yang juga aktif membina Pramuka. Tunas kelapa telah digunakan sejak tanggal 14 Agustus 1961 pada panji Gerakan Pendidikan Kepanduan Nasional Indonesia yang dianugerahkan kepada Gerakan Pramuka.
Seperti termaktub dalam Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 006/KN/72 Tahun 1972 tentang Lambang Gerakan Pramuka tertanggal 31 Januari 1972, terdapat enam uraian arti kiasan yang terkandung dalam lambang siluet tunas kelapa ini. Karena mempunyai arti simbolik penting, uraian tentang arti kiasan diatur sederhana supaya mudah dipahami dan diingat oleh anggota Pramuka yang sebagian besar generasi muda.
Arti kiasan lambang Gerakan Pramuka itu adalah, Pertama, buah nyiur dalam keadaan tumbuh dinamakan cikal dan istilah cikal bakal di Indonesia berarti penduduk asli yang pertama yang menurunkan generasi baru. Hal itu mempunyai arti bahwa setiap anggota Pramuka merupakan inti bagi kelangsungan hidup bangsa Indonesia.
Kedua, buah nyiur dapat bertahan lama dalam keadaan bagaimanapun juga. Maksudnya, setiap Pramuka adalah seorang yang mempunyai rohaniah dan jasmaniah sehat, kuat dan ulet serta mempunyai tekad besar dalam menghadapi segala tantangan dan ujian kehidupan untuk mengabdi kepada tanah air dan bangsa Indonesia.
Ketiga, nyiur dapat tumbuh di mana saja. Hal itu membuktikan besarnya daya upayanya dalam menyesuaikan diri dengan keadaan sekeliling. Kiasan ini memiliki makna bahwa setiap Pramuka dapat menyesuaikan diri dalam masyarakat di mana pun ia berada dan dalam keadaan bagaimanapun juga. Keempat, nyiur tumbuh menjulang lurus ke atas dan merupakan salah satu pohon tertinggi. Ini bermakna, setiap Pramuka mempunyai cita-cita yang tinggi, lurus, mulia, jujur, tetap tegak, dan tidak mudah diombang-ambing oleh sesuatu.
Kelima, akar nyiur yang tumbuh kuat dan erat di dalam tanah melambangkan tekad dan keyakinan setiap Pramuka. Dengan berpegang kepada dasar-dasar dan landasan-landasan yang baik, benar, kuat dan nyata, dapat digunakan untuk memperkuat diri guna menggapai cita-cita. Keenam, nyiur merupakan pohon yang serbaguna, dari ujung hingga akarnya. Maksudnya, setiap Pramuka adalah manusia yang berguna dan membaktikan diri kepada kepentingan tanah air, bangsa, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), serta kepada umat manusia.
Selanjutnya, penggunaan lambang Gerakan Pramuka sebagai lencana dan pemakaiannya dalam sistem tanda-tanda, bendera, papan nama, dan sebagainya, diatur dalam petunjuk-petunjuk penyelenggaraan. Lambang Gerakan Pramuka juga digunakan dalam bendera Gerakan Pramuka. Dalam bendera berbentuk segi empat panjang berwarna dasar putih, lambang Pramuka diletakkan di tengah-tengah dengan warna merah.
Makna simbolik yang penting yang terkandung dalam lambang Gerakan Pramuka seyogianya dipahami dan dihayati oleh setiap anggota Pramuka. Diharapkan, dengan pemahaman yang baik, uraian tersebut bukan semata menjadi kiasan, tetapi terpatri dalam sanubari dan direalisasikan dalam kehidupan setiap anggota Pramuka.
(Yudi Noorachman yudinoor_hd26@yahoo.com/berbagai sumber).
sumber: pikiran rakyat (29/06/2007)

Tidak ada komentar: