Sabtu, 01 November 2008

Layang-layang, Dibutuhkan Saat Perang

"Bermain berlari
Bermain layang-layang
Berlari kubawa ke tanah lapang
Hatiku riang dan senang"

Sobat Percil pasti sudah hafal betul dengan potongan lagu di atas. Yup! lagu yang menggambarkan betapa menyenangkannya bermain layang-layang. Mungkin sejak zaman eyang kita sampe sekarang, menerbangkan layang-layang merupakan salah satu permainan favorit yang banyak penggemarnya. Wah! beneran nih eyang kita dulu main layang-layang juga? Kayaknya sih iya, soalnya layang-layang telah ada sejak ribuan tahun lalu walaupun mungkin bentuk dan kegunaannya tidak seperti layang-layang yang seperti sobat mainkan sekarang.
Ada banyak cerita seru lho mengenai layang-layang. Cikal bakal layang-layang diyakini dimulai dari negeri tirai bambu, Cina. Legenda di Cina menyebutkan, cikal bakal layang-layang diilhami saat seorang petani mengikatkan benang pada topinya agar topi tersebut tidak terbawa terbang saat angin bertiup kencang.
Masih cerita dari Cina, sekitar tahun 200 Sebelum Masehi, layang-layang awalnya digunakan sebagai kebutuhan untuk perang. Nah lho! Kok bisa? Yup, kisahnya seperti ini, saat terjadi peperangan, Jenderal Han Shin dari Dinasti Han menerbangkan layang-layang di atas benteng kota lawan untuk mengukur seberapa jauh pasukannya menggali terowongan. Terowongan tersebut dibuat untuk jalan masuk pasukannya menyerang kota lawan sehingga musuh tak menyadari mereka diserang.
Setelah Cina, layang-layang kemudian menyebar ke Korea. Di Korea juga sama, layang-layang dilibatkan saat terjadi peperangan. Ceritanya, pada tahun 600 Sesudah Masehi, saat pemerintahan Dinasti Silla, Jenderal Gim Yu-sin dan pasukannya diperintahkan untuk melawan pemberontak. Namun, saat itu pasukannya tidak mau melanjutkan perjuangan karena mereka melihat bintang jatuh dari langit yang dipercaya merupakan pertanda buruk. Untuk memulihkan kepercayaan pasukannya, Jenderal Gim Yu-sin menerbangkan layang-layang yang dicanteli bola api. Pasukannya yang melihat nyala api terbang ke angkasa mengira bintang yang jatuh telah kembali ke langit. Mereka pun melanjutkan perjuangannya melawan musuh.
Sementara itu, di Jepang layang-layang diperkenalkan oleh para biksu Buddha abad ke-7 Masehi. Mereka menggunakannya dalam upacara keagamaan untuk mengusir roh jahat sehingga masyarakat memperoleh hasil panen yang melimpah. Setelah itu, layang-layang pun terus menyebar ke negara-negara Asia dan Eropa.
Seiring perkembangan zaman, pada abad ke-18 dan 19, layang-layang pun digunakan untuk kepentingan penelitian. Pada 1752, Benjamin Franklin melakukan penelitian dengan menerbangkan layang-layang untuk mengetahui apakah benar kilat yang menyambar mengandung energi listrik. Sementara pada tahun 1900-an, Wright Bersaudara menggunakan cara kerja layang-layang sebagai model cikal bakal pembuatan pesawat terbang.
Tapi tunggu dulu, layang-layang bisa berubah menjadi pembawa malapetaka jika sobat Percil sembarangan memainkannya.Selain kerugian materi, tak jarang sering mengakibatkan jatuh korban. Pokoknya jangan mainin atau mengejar layang-layang di dekat jalan yang ramai kendaraan. Bisa-bisa benangnya mengenai pengendara motor atau tertabrak kendaraan yang lewat. Ihh... amit-amit!! Benang layang-layang juga bisa mengganggu penerbangan lho jika masuk ke dalam baling-baling pesawat.
Layang-layang yang menyangkut di tiang listrik juga membawa bencana. Jika benang layang-layang yang terbuat dari campuran kawat bergesekan dengan kawat listrik, bisa mengakibatkan korsleting. Listrik pun tidak akan mengalir ke rumah sobat Percil semua alias padam. Yang lebih parah, sobat Percil bisa juga kesetrum lho. Ngeri dech!
Makanya, mulai sekarang bermain layang-layangnya yang aman-aman saja, di tempat terbuka yang lapang. (Hetty D./dari berbagai sumber)
sumber: pikiran rakyat (11/08/2008)

Tidak ada komentar: