Sabtu, 01 November 2008

Kepanduan pada Awalnya Hanya untuk Putra


Lembaran panjang keberadaan gerakan kepanduan tak terlepas berkat jasa sang founding father Robert Baden Powell. Eksperimennya bersama 20 orang anak muda dari latar belakang sosial yang berbeda berkemah di Kepulauan Brownsea Inggris, seabad lalu, menjadi cikal bakal lahirnya gerakan kepanduan.
Perkemahan yang diisi kegiatan seperti masak-memasak, menyelidik, mempelajari binatang, merintis, melakukan permainan, mengembara, latihan mempertajam pancaindra, api unggun, dan bercerita menjadi daya tarik luar biasa bagi kaum muda lainnya untuk bergabung. Hasilnya, luar biasa! Dalam waktu singkat gerakan kepanduan ini bisa diterima dan menyebar ke seluruh dunia.
Namun, perlu dicatat, saat memulai gerakan ini, Baden Powell hanya fokus terhadap anak laki-laki untuk ambil bagian dalam kegiatan. Karena memang, saat itu kepanduan berisi kegiatan yang dirasa lebih cocok untuk dilakukan kaum laki-laki. Lalu, kapan kepanduan untuk kaum perempuan mulai ada dan berkembang?
Sebenarnya, sejak pertama, gerakan kepanduan didirikan, para remaja putri menunjukkan minat yang besar untuk bergabung. Namun, saat itu banyak tanggapan miring dan kritikan pedas jika gerakan kepanduan diikuti pula oleh kaum perempuan. Di zaman seorang remaja putri selalu mengenakan rok panjang semata kaki dan tak pernah berlari, ide mengikutsertakan mereka dalam kegiatan perkemahan, hiking, dan aktivitas outdoor lainnya dianggap sesuatu yang konyol, bodoh, dan melanggar norma sosial saat itu.
Akan tetapi, hal tersebut tidak menyurutkan minat remaja putri saat itu untuk bergabung dengan gerakan kepanduan. Dalam pertemuan pertama anggota kepanduan di Crystal Palace, London, Inggris, tahun 1909, sekelompok remaja putri hadir. Mereka merepresentasikan ratusan remaja putri lainnya dan bersikeras untuk menjadi bagian dari kepanduan dengan menamakan diri Girl Scouts.
Gayung bersambut, Baden Powell mengakomodasi keinginan tersebut. Namun, setelah menimbang beberapa hal, Baden-Powell mengganti nama Girl Scouts menjadi Girl Guides. Pemilihan nama tersebut mengacu kepada para pemandu, penunjuk jalan (guides) di India. Saat bertugas di India, Baden Powell sangat terkesan dengan kinerja para guide di perbatasan barat laut India yang selalu menjalankan tugasnya dengan baik, sekalipun menjalani ekspedisi yang sangat berbahaya. Selain itu, walaupun sedang tidak menjalani ekspedisi, para guide ini secara rutin aktif berlatih olah pikir dan menjaga kesehatan tubuhnya.
Kepanduan putri (Girl Guides) resmi berdiri tahun 1910, di bawah pengawasan Agnes Smyth Baden-Powell, yang tak lain saudara perempuan Baden Powell. Sampai dengan April 1910 saja, sudah terdaftar 6.000 remaja putri di Inggris menjadi anggota Girl Guides.
Sebelumnya, pada tahun 1909, Agnes bersama Robert Baden Powell juga telah menyusun dan menerbitkan Pamphlet A: Baden-Powell Girl Guides, a Suggestion for Character Training for Girls dan Pamphlet B: Baden-Powell Girl Guides, a Suggestion for Character Training for Girls. Terbitan ini merupakan pendahuluan untuk buku pegangan (handbook) pandu putri.
Akhirnya pada tahun 1912, kolaborasi mereka berdua menghasilkan handbook pertama bagi pandu putri bertitel The Handbook for the Girl Guides or How Girls Can Help to Build Up the Empire. Selama kepemimpinan Agnes Baden Powell, kepanduan putri berkembang cukup baik. Dalam menjalankan tugasnya mengembangkan kepanduan putri, Agnes dibantu Olave St. Clair Soames atau Olave Baden Powell. Olave merupakan istri Baden Powell yang dinikahi pada 30 Oktober 1912. Agnes memutuskan mengundurkan diri dari jabatan presiden kepanduan putri Inggris pada tahun 1917 dan menyerahkan tongkat kepemimpinan kepada Olave Baden Powell. Walaupun begitu, Agnes tetap menjabat menjadi wakil presiden kepanduan putri sampai tutup usia, 2 Juni 1945 dalam usia 86 tahun.
Setelah beberapa lama memimpin gerakan kepanduan putri di Inggris, Olave Baden Powell diangkat menjadi pemimpin kepanduan putri dunia pada tahun 1930. Olave terkenal gigih dalam mengembangkan gerakan kepanduan putri ke seluruh dunia. (H. Dimayanti, berbagai sumber)***
sumber: pikiran rakyat (02/11/2007)
foto: sumber www.scout.org

Tidak ada komentar: