Sabtu, 01 November 2008

Mengenal Lebih Dekat Agnes Baden-Powell

Walaupun pada awal berdirinya gerakan kepanduan hanya difokuskan untuk anak laki-laki, sebenarnya para remaja putri menunjukkan mi nat yang besar untuk bergabung. Memang, saat itu pandangan masyarakat masih kolot. Di zaman seorang remaja putri selalu mengenakan rok panjang semata kaki dan tak pernah berlari, ide mengikutsertakan mereka dalam kegiatan berkemah dan aktivitas outdoor lainnya dianggap hal konyol yang melanggar norma sosial.
Hal tersebut tidak menyurutkan minat remaja putri saat itu untuk bergabung dengan gerakan kepanduan. Dalam pertemuan pertama anggota kepanduan di Crystal Palace, London, Inggris, tahun 1909, sekelompok remaja putri hadir. Mereka merepresentasikan ratusan remaja putri lainnya dan bersikeras untuk menjadi bagian dari kepanduan dengan menamakan diri Girl Scouts.
Setelah Bapak Kepanduan Robert Baden-Powell mengakomodasi keinginan tersebut, kepanduan putri (Girl Guides) akhirnya resmi berdiri tahun 1910. Orang yang sangat berjasa mengembangkan gerakan kepanduan putri ialah Agnes Smyth Baden-Powell. Agnes pulalah yang dipercaya Robert Baden-Powell sebagai orang pertama yang menangani gerakan kepanduan putri. Lewat kerja keras Agnes dalam mengembangkan gerakan kepanduan putri, sampai April 1910 saja, sudah 6.000 remaja putri di Inggris yang tercatat menjadi anggota Girl Guides.
Agnes Smyth Powell lahir 16 Desember 1858. Ia merupakan anak kesembilan dari sepuluh bersaudara. Ia merupakan adik langsung dari Robert Baden-Powell (anak kedelapan). Ibunya, Henrietta Grace Smyth merupakan istri ketiga dari pendeta H.G. Baden Powell (dua istri sebelumnya meninggal dunia). Selain sebagai pendeta, ayah Agnes, H.G. Baden-Powell juga merupakan seorang Profesor Savilian (istilah khusus profesor di bidang matematika di Universitas Oxford Inggris) yang mengajar geometri di Universitas Oxford. Saat Agnes berusia 2 tahun dan Robert 3 tahun, sang ayah meninggal dunia. Ia dan kakak-kakaknya serta adiknya dibesarkan oleh Henrietta, seorang ibu yang mempunyai keteguhan hati mendidik anaknya untuk sukses. Tak salah jika Robert Baden-Powell pada tahun 1933 pernah berkata, "Semua rahasia keberhasilan saya adalah ibu saya."
Agnes kecil tumbuh menjadi seorang yang terampil. Pengaruh dan bakat ibunya dalam bermain musik melekat erat dalam diri Agnes. Tak heran sejak kecil Agnes sudah piawai memainkan beberapa alat musik, seperti piano, organ, dan violin.
Seperti ibunya, Agnes tumbuh menjadi seorang wanita yang mempunyai seabrek minat dan serbaingin tahu terhadap sesuatu. Berbagai hal ia pelajari, mulai dari bahasa (ia menguasai 11 bahasa), ilmu astronomi, sains, ilmu botani dan zoologi. Ia pun bisa menjahit dan membuat kerajinan dari bahan logam. Sebagai anak perempuan, Agnes mahir memasak dan mengurus rumah. Kemampuannya sebagai perawat juga tak diragukan. Selain itu, ia sangat sayang terhadap binatang. Agnes memelihara burung, mengoleksi kupu-kupu, dan beternak lebah di rumahnya. Agnes juga berbakat dalam menulis. Tak puas dengan apa yang dikerjakannya, pada tahun 1908, Agnes mulai tertarik dengan apa yang dilakukan kakaknya, Robert Baden-Powell, dengan mengikuti gerakan kepanduan.
Setelah terbentuk kepanduan putri (Girl Guides) tahun 1910, Agnes bersama beberapa temannya membentuk kepengurusan Girl Guides. Dalam pertemuan itu Agnes dipilih menjadi presiden kepanduan putri yang pertama. Agnes memutuskan mengundurkan diri dari jabatan Presiden Kepanduan Putri Inggris pada tahun 1917. (Yudi Noorachman/berbagai sumber)***
sumber: pikiran rakyat (11/01/2008)

Tidak ada komentar: